Mataram (Suara NTB) – Lembaga survei Presisi (Prediksi Survei dan Statistik Indonesia) merilis hasil survei terhadap peta kekuatan partai politik dan kandidat calon anggota legislatif (caleg) yang berlaga di Pemilu 2024 di Provinsi NTB. Lembaga survei Presisi memotret tingkat popularitas dan elektabilitas parpol dan caleg untuk DPR RI di Dapil NTB 2 Pulau Lombok.
Hasil survei Presisi memperlihatkan Partai Golkar menjadi partai paling tinggi tingkat popularitasnya dengan angka 74 persen. Kemudian berturut-turut disusul Gerindra 70,68 persen, PDIP 68,63 persen, PAN 64,31 persen, PKB) 63,63 persen, PKS 63,18 persen, NasDem 61,81 persen, Perindo 59,77 persen, Demokrat 59,77 persen, PPP) 58,63 persen, Hanura 52 persen, PBB 51,13 persen, Gelora 33,18 persen, PSI 31,36 persen, Buruh 18,86 persen, Garuda 17,50 persen, Ummat 9,77 persen dan PKN 3,18 persen.
Selanjutnya hasil pemetaan tingkat elektabilitas atau keterpilihan atau yang berpotensi masuk perangkingan 8 besar yang bepotensi meraih kursi DPR RI. Partai Golkar masih tetap memimpin dengan tingkat elektabilitas 17,20 persen. Selanjutnya disusul Gerindra 17,03 persen, Perindo 12,91 persen, PKB 8,22 persen, PKS 6,61 persen, PAN 6 persen, PDIP 4,22 persen, NasDem 2,96 persen.
Direktur Presisi, Darwan Samurdja menjelaskan bahwa pihaknya melakukan survei pada 25 Oktober sampai dengan 8 November 2023 menggunakan metode multistage random sampling, dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Adapun sebaran 880 responden di 5 kabupaten/kota di NTB.
“Dari sisi keterpilihan, dari 8 besar parpol yang berpotensi meraih kursi, hanya Perindo yang merupakan pendatang baru. Perindo menggeser PPP dari posisi 8 besar,” ujar Darwan.
Selanjutnya Darwan menjelaskan hasil survei peta kekuatan caleg yang memiliki tingkat elektabilitas cukup tinggi untuk berpeluang terpilih. Ditampilkan Darwan bahwa caleg dengan dukungan terbesar ditempati oleh Ketua Harian DPP Perindo, TGB HM Zainul Majdi dengan tingkat elektabilitas sebanyak 12,91 persen.
Posisi kedua ditempati oleh caleg Partai Golkar, Sari Yuliati dengan 7,27 persen, kemudian Lale Syifaun Nufus dari Partai Gerindra dengan elektabilitas 5,68 persen, yang bersaing dengan rekan satu partainya, Rannya Agustyra Kristiono dengan 3,86 persen. Selanjutnya ada nama Busfi Arusagara dari Golkar dengan 3,40 persen.
Kemudian Suherman Edy Kusuma dari PAN dengan 2,04 persen, Izzul Islam dari PAN juga dengan 1,81 persen, Fauzan Khalid dari NasDem 1,59 persen, Rachmat Hidayat dari PDIP 1,59 persen, Sulhan Demokrat 1,31 persen, Abdul Hadi PKS 1,13 persen.
Dari hasil survei yang dipaparkan Presisi tersebut, sejumlah Caleg petahana berpotensi terpental pada pemilu 2024 ini. Diantaranya Suryadi Jaya Purnama dari PKS, Wartiah dari PPP), Syamsul Lutfi dari NasDem, Nanang Samodra dari Demokrat dan Helmy Faishal Zaini dari PKB.
“Pertama, potensi beberapa incumbent memang tegeser, diganti fighter baru. Kedua, temuan hari ini kan masih tesisa 3 bulan efektif sebelum pencoblosan. Incumbent ini kan masih punya sumber daya atau amunisi yang belum dikeluarkan dan bisa terjadi perubahan peta politik,” bebernya pada Jumat, 17 November 2023.
Namun ia menegaskan, angka swing voters yang masih terbilang tinggi di angka 50,84 persen. Hal itu dimakluminya lantaran jarak antara survei dilakukan dengan hari pencoblosan masih cukup lama dan tahapan kampanye resmi belum dimulai. “Makanya dengan swing voters masih tinggi, caleg masih bisa melakukan penetrasi untuk meyakinkan kembali pemilih. Yang jelas pertarungan masih akan berlangsung sengit,” jelasnya..
Terakhir Darwan menegaskan bahwa survei tersebut dilakukannya secara independen. Tidak afiliatif dengan partai politik maupun calon tertentu. “Survei (ini) biaya sendiri, sifatnya independen. Bisa dijamin, track record bisa dicek. Bisa dipertanggungjawabkan baik secara metodologi dan hasil,” pungkasnya. (ndi)