Pondok Pesantren Berperan Strategis Cegah Nikah Usia Dini

Tanjung (Suara NTB) – Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto R, ST., M.Eng., menilai Pondok Pesantren dengan metode pembelajarannya berperan strategis dalam mencegah pernikahan dini kalangan anak khususnya siswa. Bahkan, dampak ikutan dari metode Ponpes tersebut, dapat menekan kasus stunting yang dipicu oleh nikah usia dini.

“Pondok pesantren dapat berperan untuk memastikan anak-anak agar tidak menikah usia dini sehingga menjadi anak-anak yang nantinya akan menjadi generasi emas yang berperan dalam pembangunan daerah serta mampu berkompetisi dan berdaya saing dengan anak-anak dari negara lain,” ungkap Wabup saat menghadiri sosialisasi Pencegahan Stunting, Stop Narkoba, Stop Pelecehan Seksual dan Stop Pernikahan Usia dini yang diselenggarakan oleh PGNW bekerjasama dengan BKKBN Provinsi NTB bertempat di Pondok Pesantren NW Tanjung, kemarin.

Menurut dia, menekan angka stunting harus diawali dengan gerakan yang dilakukan secara bersama dan serentak di semua lini. Ponpes dalam hal ini, patut diapresiasi karena metode pembelajarannya selama ini, dapat mencegah kasus-kasus yang mungkin muncul di kalangan anak remaja/usia sekolah. Tidak hanya mencegah nikah dini, tetapi juga mencegah penyalahgunaan obat-obatan, hingga mencegah pelecehan seksual.

Danny melanjutkan, kesibukan belajar pada anak, serta pembatasan pergaulan secara islami di Pondok Pesantren, dapat menjaga kualitas generasi itu sendiri. Efek manfaatnya tidak dirasakan dalam 1 atau 2 tahun, melainkan dalam jangka panjang.

“Ini adalah projek masa depan yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Bagaimanapun, pernikahan usia anak menjadi faktor penyumbang terbesar dari lahirnya anak-anak stunting di KLU, hal tersebut dikarenakan usia pernikahan anak belum siap dari faktor fisik dan mentalnya dalam melahirkan dan mengurus anak,” paparnya.

Ia berharap agar seluruh lembaga sekolah, baik Pondok Pesantren maupun sekolah umum (negeri), memiliki metode yang dapat mencegah anak dari potensi nikah dini, keterlibatan pada narkoba, maupun pencegahan penyimpangan seksual. Anak-anak tidak hanya terus dimotivasi untuk bersekolah yang tinggi, namun pergaulannya juga perlu diarahkan melalui kegiatan positif di sekolah-sekolah.

Sementara, Ketua YPP Syech Zainuddin NW Tanjung, Sulhi Akbar, S.Ag., menuturkan dengan adanya program full day school di ponpes Zainuddin NW Tanjung, pihaknya telah berusaha untuk ikut berperan mengurangi pernikahan usia anak, melalui kegiatan atau kesibukan pada para santri dan santriwati di sekolah.

“Mari kita jauhkan diri kita dari narkoba,stunting dengan tidak melakukan pernikahan usia dini, serta menjauhi pelecehan seksual,” ajaknya.

Kesempatan yang sama, Plh. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Samsul Anam menyampaikan bahwa dukungan dari berbagai stakeholder  sangat berarti dalam mengatasi semua persoalan khusus berkaitan dengan stunting. BKKBN telah membuktikan keberhasilan dengan turunnya angka kelahiran guna memastikan agar setiap anak yang lahir mendapatkan perawatan didikan yang terbaik dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik.

“40 persen dari pernikahan di NTB telah diawali dengan hubungan seksual pranikah, yang mana menyebabkan banyak faktor. Hal ini perlu dihindari dan dicegah melalui berbagai program termasuk sosialisasi di lingkungan sekolah,” katanya. (ari)







Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Dikbud Ingatkan Guru ASN dan PPPK Tidak Berpolitik Praktis

0
Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., mengingatkan guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara...

Latest Posts

Dikbud Ingatkan Guru ASN dan PPPK Tidak Berpolitik Praktis

Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan...

PON Aceh Sumut, 254 Atlet Siap Berikan Prestasi Terbaik bagi NTB di 41Cabor

Mataram (Suara NTB) - NTB akan mengikuti 192 nomor...

Gunakan BTT Intervensi Harga

PROVINSI NTB menjadi salah satu dari sepuluh provinsi dengan...

Pendakian Rinjani akan Dibuka hingga 31 Desember 2023

Mataram (Suara NTB) - Aktivitas pendakian Rinjani masih tetap...