Untuk Penuhi Kebutuhan Masyarakat, Pemprov dan DPRD Tak Permasalahkan Beras Impor Masuk NTB

Mataram (Suara NTB) – Meskipun Provinsi NTB menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional, namun melihat stok beras di dalam daerah yang kini semakin menipis membuat Perum Bulog Divre NTB harus mendatangkan beras dari luar daerah atau beras impor. Direncanakan beras akan masuk ke NTB pada Desember nanti.

Perum Bulog Divre NTB akan memasukkan beras dari luar daerah sebanyak 17 ribu ton. Padahal beberapa waktu lalu, Perum Bulog Pusat menyatakan NTB satu-satunya provinsi yang belum terjamah beras impor. Kebijakan ini menjadi keputusan Bulog karena stok beras di dalam daerah mulai menipis. Di sisi lain ada program bantuan pangan dan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHO) di daerah ini sehingga diambil opsi mendatangkan beras ke NTB.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB Abdul Aziz menilai selama ini NTB memang belum pernah dimasuki beras impor. Tetapi karena adanya perubahan iklim atau dampak el nino, berpengaruh terhadap mundurnya masa panen raya padi di NTB. Sehingga, kata Aziz, mau tidak mau harus dilakukan antisipasi dengan memasukkan beras dari luar daerah ke NTB.

“Ini untuk mengantisipasi kekurangan pangan. Kita antisipasi dari sekarang, stok beras harus ditambah. Sehingga nanti pada saat sebelum panen, kita punya stok orang tak berspekulasi melakukan gejolak harga,” kata Abdul Aziz kepada Suara NTB Selasa, 14 November 2023

Ia menilai, masuknya beras impor ke NTB tak akan mempengaruhi status provinsi ini sebagai daerah lumbung pangan.  Karena pada saat produksi beras surplus, NTB secara rutin mengirim beras ke provinsi lain di Indonesia yang membutuhkan seperti ke NTT, Bali, Jakarta, Sumatera dan daerah lainnya.

“Sebetulnya ini tidak mengurangi marwah NTB sebagai sentra pangan nasional. Karena kita selama ini, pada saat kita surplus, membantu daerah yang defisit,” ujarnya.

Saat ini, harga beras medium di NTB sekitarRp13.500 per kg sedangkan beras SPHP Bulog seharga Rp10.900 per kg. Dengan adanya tambahan stok dari luar daerah diharapkan harga beras tetap stagnan dan tidak terjadi gejolak harga.

Pada musim panen raya 2024 mendatang, pihaknya berharap Perum Bulog Divre NTB melakukan penyerapan gabah sebanyak-banyaknya. Saat ini, harga gabah kering giling di tingkat petani mencapai Rp7.000 per kg, sehingga Bulog tidak mungkin melakukan penyerapan.

Sementara itu Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupeda menilai NTB mestinya tidak perlu memasukkan beras impor jika stok pangan di dalam daerah masih mencukupi. Namun jika stok sudah menipis, maka tak ada persoalan kebijakan tersebut diambil.

“Tetapi kalau tidak ada stok, jangan sampai masyarakat kita karena tidak ada stok di daerah kita kekurangan beras. Saya kira salah satu jalan keluarnya, itu satu-satunya opsi terakhir,” kata Isvie.(ris)







Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Relawan Sanaq Ganjar-Mahfud Gelar Mancing Gratis, Peserta Membeludak

0
Praya (Suara NTB) – Pada masa kampanye Pemilu 2024, tim relawan Sanaq Ganjar-Mahfud di Lombok menggelar kegiatan mancing gratis dan berhadiah di lokasi pemancingan...

Latest Posts

Relawan Sanaq Ganjar-Mahfud Gelar Mancing Gratis, Peserta Membeludak

Praya (Suara NTB) – Pada masa kampanye Pemilu 2024,...

Pj Gubernur NTB Buka Rakor Akhir Tahun GTRA

Mataram (Suara NTB) - Pj Gubernur NTB, Drs. H....

7 Rekomendasi Micro SD Terbaik, Cocok untuk Gaming

Dalam dunia gaming yang terus berkembang, pemilihan micro SD...