Mataram (Suara NTB) – Penerapan Kurikulum Merdeka pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memberikan kesempatan kepada guru, baik pada mata pelajaran kejuruan maupun non-kejuruan untuk menerapkan karakteristik Kurikulum Merdeka. Sebagaimana yang dilakukan oleh guru Teknik Pemesinan SMKN 3 Mataram, penerapan Kurikulum Merdeka, memberi motivasi untuk senantiasa mampu menyediakan proses pembelajaran inovatif. Salah satunya disepakati pembelajaran riset bagi siswa.
Secara periodik dilakukan kegiatan diskusi dan berkolaborasi melalui pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Guru-guru Teknik Pemesinan melalui diskusi MGMP sekolah untuk menghadapi semester genap tahun 2023/2024 di Bengkel Teknik Pemesinan, pada Sabtu, 11 November 2023. Agendanya membicarakan desain produk pembelajaran kejuruan pada semester genap 2023/2024 yang akan diterapkan pada lima elemen pada konsentrasi keahlian Teknik Pemesinan.
Guru Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Mataram, Anwar Muhaimin menjelaskan, diskusi tentang penetapan desain produk pembelajaran, mempertimbangkan kemampuan siswa, sehingga pilihan proyek dalam beberapa bentuk produk, sangat memungkinkan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, terutama diferensiasi proses dan produk.
“Dengan mempertimbangkan kemampuan daya dukung pembiayaan yang tersedia, maka didesain berbagai pilihan proyek yang dimungkinkan untuk mampu direalissikan. Proyek dan produk ini dibuat dengan gradasi kesulitan berbeda, dalam rangka menyediakan pengalaman pembelajaran bermakna dan sesuai dengan karakteristik kemampuan siswa,” urainya.
Selain itu, MGMP juga mendiskusikan persiapan Uji Kompetensi Siswa (UKK) tahun 2024. Dalam diskusi diputuskan bahwa, proses pelaksanaan UKK, selain mengacu pada ketentuan UKK, juga dikembangkan penerapan Pembelajaran Riset bagi siswa. Pembelajaran Riset ini merupakan pilihan, diperuntukkan bagi siswa yang tertarik untuk melaksanakan kegiatan riset.
“Riset dimaksudkan untuk memberi pengalaman pembelajaran bagi siswa dengan penerapan metodologi ilmiah, dengan output berbentuk produk dan disampaikan melalui tahapan-tahapan Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran riset dipilih karena sangat memungkinkan penerapan pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran, terutama mata pelajaran konsentrasi keahlian, proyek kreatif kewirausahaan, Bahasa Indonesia, dan Matematika,” jelas Anwar.
Dari diskusi, kata Anwar, disepakati penyediaaan empat proyek berbentuk produk riset, mulai dari produk berbahan aklirik pada kompetensi mesin CNC, produk alat-alat rumah tangga pada kompetensi mesin bubut dan frais, serta produk pendukung pembelajaran Teaching Factory pada kompetensi mesin bubut dan frais.
Secara terpisah, Kepala SMKN 3 Mataram, Sulman Hairs, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan bahwa pembelajaran pada Kurikulum Merdeka, jika dimaknai dengan mendalam oleh para pendidik, akan menghasilkan beragam pendekatan pembelajaran yang variatif dan inovatif. “Ketika guru-guru kami memiliki berbagai desain yang out of box namun masih relevan dengan konten kurikulum, maka saya sebagai Kepala Sekolah memberi dukungan penuh pada tahapan-tahapan realisasinya,” bebernya.
Seperti halnya pendekatan riset yang akan dilakukan oleh guru-gurunya, maka ini menjadi hal yang baru, menarik, dan inovatif di sekolah. “Praktik-praktik baik seperti ini yang saya harapkan akan semakin tumbuh kembang dari berbagai pemikiran dan dilaksanakan oleh banyak guru, tidak hanya satu, atau dua guru. Semoga guru-guru kami semakin tergerak dengan motivasi tinggi dan berkesinambungan dalam berinovasi berkaitan pembelajaran,” demikian ditegaskan Sulman Haris. (ron)