Mataram (Suara NTB) – Penjabat Gubernur NTB, Drs. H. Lalu . Gita Ariadi, M.Si., mendorong agar kemasan beras menggunakan nama atau brand lokal. Hal ini dilakukan untuk mendorong promosi kearifan lokal secara massif. Keinginan untuk mendorong kemasan beras lokal ini disampaikan Lalu Gita usai melakukan kunjungan ke pabrik penggilingan padi terbesar di Indonesia Timur, milik Perum Bulog yang dibangun di Lape, Kabupaten Sumbawa pekan pertama Bulan November 2023 ini.
Menurutnya, branding kemasan dengan kearifan lokal akan membranding NTB di mata nasional sebagai lumbung pangan nasional. Beberapa beras dalam kemasan yang beredar di pasaran menurutnya kering makna dan tidak menujukkan identitas NTB. Kenapa tidak misalnya, membuat branding beras kemasan Ponan. Sebagaimana diketahui, Pesta ponan merupakan ritual tahunan masyarakat di wilayah tiga desa yakni Desa Poto, Lengas dan Malili Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa. Ketiga desa ini menurut sejarahnya berasal dari satu rumpun yang sama yaitu Desa Bekat. Pesta ponan digelar menjelang panen.
“Kalau kita membuat beras kemasan dengan merek Ponan misalnya, orang akan bertanya-tanya. Apa itu Ponan. Dengan begitu, secara otomatis branding ini langsung mempromosikan kearifan lokal di Moyo,” ujarnya. Lalu Gita juga menyebut branding Beras Tambora misalnya. Itu berkaitan erat dengan potensi sumber daya alam destinasi wisata yang ada di Dompu. Begitu juga potensi-potensi beras kemasan yang ada di Pulau Lombok. Sebisa mungkin menggunakan brand-brand lokal untuk mendukung promosi Provinsi NTB.
Secara teknis, mantan Kepala Dinas Pariwisata ini telah memerintahkan Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Perindustrian, dan Kepala Dinas Pertanian Perkebunan, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan untuk bekerjasama dengan Bulog untuk mewujudkan hal ini. “Kalau modalnya hanya casing, kita investasi. Nama reputasi dan identitas itu mahal. Kalau hanya menjadi packnya yang dibranding, bisa kita lakukan kerjasamalah. Kan balai kemasan juga kita punya,” demikian Lalu Gita.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto mengatakan, gagasan untuk membranding beras lokal dengan kemasan lokal ini adalah inisiatifnya di Bulog NTB. Dan telah disampaikan kepada pemerintah daerah. “Kita mendorong itu supaya pemerintah daerah mengawalinya. Di Sumbawa banyak brand-brand lokal bisa dibuat. Di Lombok bisa kita buat beras Senggigi misalnya. Kalau kami di Bulog sudah lama membuat beras Dewi Mandalika,” katanya.
Pemerintah daerah yang harus memulai membuat kemasan-kemasan beras lokal. Bulog nantinya tinggal mengisi kemasan-kemasan tersebut. “Kalau sudah banyak bermunculan brand beras-beras lokal. Kita bisa adu beras kita di nasional. Dengan kekuatan brand lokal yang kita buat. Seharusnya ini dilakukan massif. Karena daerah ini adalah lumbung pangan nasional, dan destinasi wisata super perioritas,” demikian David. (bul)