Kasus Siswa Pukul Guru Berakhir Damai, Korban Ingin Dampingi Istri yang Mau Melahirkan

Bima (Suara NTB) – Kasus siswa SMKN 1 Woha inisial H yang tega memukul gurunya, Muhammad Sofyan ST hanya karena ditegur merokok dalam kelas, tidak diproses secara hukum. Pasalnya kasus yang menyita perhatian publik ini, diselesaikan melalui jalur mediasi.

Korban pemukulan siswa, Muhammad Sofyan mengakui kasus pemukulan terhadap dirinya berakhir damai dengan syarat. Yakni siswa H, syaratnya harus dilakukan pembinaan selama dua minggu oleh Polsek Woha.

“Sudah disepakati bersama kemarin melalui jalur mediasi di Kantor Polsek Woha. Damai dengan syarat, siswa H dibina selama dua minggu,” katanya kepada Suara NTB, Rabu, 8 November 2023.

Ia mengaku menerima damai dengan jalur mediasi itu merupakan keinginan pribadinya dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti pelaku yang masih di bawah umur dan kasusnya tidak bisa diproses secara hukum di tingkat Polsek karena tidak ada Unit PPA.

“Kalau ingin kasus ini diproses hukum harus dilaporkan ke Polres Bima dulu karena memiliki Unit PPA sendiri,” ujarnya.

Ia mengaku tidak bisa membawah atau melaporkan persoalan itu ke Polres Bima untuk diproses hukum. Sebab dihadapkan dengan jadwal sang istri yang akan menjalankan operasi caesar (melahirkan) di rumah sakit pada Jum’at beberapa hari kedepan.

“Karena pertimbangan ini, saya putuskan persoalan ini cukup sampai di Polsek Woha saja. Kalau dilanjutkan ke Polres Bima, kemungkinan saya tidak bisa mendampingi istri lahiran,” ujarnya.

Muhammad Sofyan, mengaku kasus pemukulan terhadap dirinya tidak menganggu kondisi istrinya yang saat ini sedang hamil besar dan menuju persalinan. Pasalnya telah diberikan penjelasan dan pemahaman.

“Keadaan istri masih normal dan tidak terganggu apa-apa dengan adanya kejadian ini,” katanya.

Ia kembali mengisahkan proses pemukulan siswa terhadap dirinya. Saat itu, hendak mengajar jadwal ketiga mata pelajaran teknik bisnis sepeda motor bagi siswa kelas II, yang baru saja selesai jam pelajaran olahraga. Saat tiba di parkiran langsung menuju ke kelas memang sudah terlihat asap rokok.

“Tiba di sekolah untuk mengajar, sudah terlihat asap rokok. Untuk memastikannya menuju ruang kelas dan kedapatan melihat sejumlah siswa yang merokok,” katanya.

Melihat hal itu, Muhammad Sofyan langsung menegur dan menasehati. Diantaranya sebagian siswa kabur dan sebagian tetap berada dalam ruangan. Hanya saja, siswa H malah mengelak dan menjawab teguran.

“Siswa H saya bilangin akan membawa ke ruang BP dan akan difoto bukti-bukti kenakalan. Namun dijawab dengan kata-kata berbahasa Bima “soa ita” pak guru (gila kamu pak guru),” katanya.

Belum sampai disitu, pada saat akan mengajar, Muhammad Sofyan mengaku menasehati kembali para siswa agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Namun siswa H, langsung berdiri sembari menjawab agar tidak menegurnya seperti tadi.

“Saat dinasehati, siswa H ini berdiri dan langsung melayangkan pukulan. Saat itu saya dalam posisi belum siap dan tengah memegang pulpen yang tintanya mengenai wajah saya,” katanya.

Pada saat penyerangan itu, Muhammad Sofyan berusaha membela diri dengan mengapit atau menjepit (piting) tangan siswa H sehingga tidak bisa bergerak. Namun sejumlah siswa lain datang untuk melerai. Sedangkan siswa H, berontak kemudian langsung kabur ke luar sekolah.

“Setelah kejadian ini, langsung divisum. Saya alami luka lebam pada kepala bagian bagian kiri.

Persoalan itu langsung dilaporkan ke Polsek Woha karena mengarah tindak pidana penganiayaan. Hanya saja, langsung dimediasi dengan mempertemukan berbagai, termasuk siswa H didampingi orang tuanya.

“Hari itu langsung dimediasi,” katanya.

Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi. Diharapkan juga kepada pihak-pihak terkait termasuk Pemerintah yang mengatur tentang sistem pendidikan agar memperhatikan nasib guru yang ditindas karena selama ini hak-hak guru kurang diperjuangkan. “Hak-hak guru harus diperhatikan dan diperjuangkan agar tidak mudah ditindas,” harapnya. (uki)







Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Dikbud Ingatkan Guru ASN dan PPPK Tidak Berpolitik Praktis

0
Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., mengingatkan guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara...

Latest Posts

Dikbud Ingatkan Guru ASN dan PPPK Tidak Berpolitik Praktis

Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan...

PON Aceh Sumut, 254 Atlet Siap Berikan Prestasi Terbaik bagi NTB di 41Cabor

Mataram (Suara NTB) - NTB akan mengikuti 192 nomor...

Gunakan BTT Intervensi Harga

PROVINSI NTB menjadi salah satu dari sepuluh provinsi dengan...

Pendakian Rinjani akan Dibuka hingga 31 Desember 2023

Mataram (Suara NTB) - Aktivitas pendakian Rinjani masih tetap...