Bima (Suara NTB) – Seorang siswa SMKN 1 Woha Kabupaten Bima inisial H, tega memukul gurunya bernama Sofian ST, hingga mengalami luka lebam pada bagian wajah, hanya karena ditegur setelah kedapatan merokok dalam kelas saat jam pelajaran.
Kepala SMKN 1 Woha, Tursana S.Pd mengungkapkan kejadian pemukulan bermula ketika guru Sofian hendak mengajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Namun saat masuk ruang kelas, melihat sejumlah siswa yang merokok.
“Saat akan mengajar pak Sofian melihat ada 9 siswa dalam ruang kelas. 5 orang merokok dan 4 lainnya tidak,” katanya kepada Suara NTB, Selasa (7/11).
Melihat sikap tidak terpuji sejumlah siswanya tersebut, Sofian langsung menegurnya. Teguran itu diindahkan oleh 4 siswa dengan langsung duduk diam dalam kelas. Hanya saja, satu orang siswa berinisial H, menunjukan sikap emosional dengan melakukan pemukulan.
“Saat ditegur siswa H ini langsung bereaksi memukul pak Sofian berkali-kali. Sempat ditepis dengan tangan, tapi pukulan H mengenai wajah Sofian,” katanya.
Tursana sangat menyayangkan peristiwa kejadian tersebut, mengingat sosok Sofian sangat baik, ramah dan lemah lembut terhadap siswa maupun kepada sesama guru. Buktinya saat dipukul oleh siswa, Sofian lebih memilih untuk menghindar ketimbang membalasnya.
“Harus dipahami guru tidak hanya mengajar. Namun juga mendidik,” katanya.
Setelah pemukulan lanjut dia, pihak sekolah langsung membawa Sofian ke Puskemas terdekat untuk diberikan tindakan medis hingga menjalani visum. Hasil visum juga menunjukkan Sofian mengalami luka lebam pada bagian pipi.
“Terkait persoalan ini, pihak sekolah juga langsung melaporkan ke Polsek Woha untuk diproses hukum lebih lanjut,” ujarnya.
Tursana juga mengaku pihaknya juga telah bergerak cepat berkoordinasi dengan 9 wali murid untuk membahas persoalan tersebut. Pihak sekolah akan menyelesaikannya sesuai prosedur yang berlaku. Termasuk juga melakukan pembinaan terhadap siswa.
“Kita sudah bergerak cepat menyampaikan kejadian ini kepada wali murid. Besok kita akan membahas bersama termasuk juga melakukan pembinaan terhadap siswa,” ujarnya.
Di samping itu, Ia mengaku pihaknya juga telah menyepakati siswa inisal H akan dikembalikan kepada orang tua. Langkah yang diambil tersebut, karena H dianggap tidak dibisa lagi dididik oleh sekolah setempat. Mungkin ada sekolah lain yang mampu mendidiknya.
“H akan kita dikembalikan lagi ke orang tuanya, karena kita sudah mampu lagi untuk mendidiknya,” ujarnya.
Ia berharap kejadian tersebut tidak kembali terulang lagi. Kepada siswa diharapkan agar tetap mentaati aturan-aturan di sekolah. Melakukan tindakan tidak terpuji seperti ada kenakalan tidak terlalu berlebihan terhadap guru yang menegurnya.
“Yang harus dipahami bersama guru adalah orang tua siswa di sekolah,” pungkasnya. (uki)