Mataram (Suara NTB) – Persentase masyarakat yang sudah mendapat akses perpipaan air bersih masih sangat minim. Hanya 20 persen. 80 persen sisanya dianggap belum merdeka air bersih. Hal ini dikemukakan Ketua Persatuan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), H. Lalu. Ahmad Zaini, ST.,MT. Hal ini menurutnya sudah disampaikan juga ke Wakil Presiden, H. Makruf Amin secara langsung.
“Apalagi di NTB, bisa di bawah 20 persen akses perpipaan air bersih ke masyarakat,” katanya di temui di kantornya, Rabu (4/10). Menurut Direktur Utama Air Minum Giri Menang (Perseroda) ini, hal ini terjadi karena belum besarnya keberpihakan kebijakan pemerintah. Bisa dibandingkan, setiap tahun pemerintah mengucurkan anggaran tidak sedikit untuk Kesehatan, pendidikan, keamanan, infrastruktur jalan raya dan lainnya.
Tapi pemerintah mengabaikan porsi anggaran untuk membangun akses air bersih ke masyarakat. Padahal, ketersediaan air bersih erat kaitannya dengan pendidikan, kesehatan, termasuk keamanan. Karena itulah, setiap tahun persoalan kekeringan selalu menjadi momok. Lalu Zaini mengatakan, persoalan kekeringan tidak bisa diatasi hanya dengan cara-cara penanganan dampak jangka pendek, apalagi yang sifatnya sesaat. Untuk mengatasi kekeringan, pemerintah harus membangun akses yang memadai untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
“Bayangkan, sudah sekian puluh tahun Indonesia Merdeka. Tapi jumlah masyarakat yang belum menikmati air bersih masih sangat banyak,” katanya. Lalu Zaini juga bicara soal penanganan kekeringan, khususnya di NTB. Menurutnya, sudah mendesak dilakukan pengelolaan air bersih secara terintegrasi satu pintu melalui mekansime Sistem Perpipaan Air Minum (SPAM) regional.
Wacana untuk membentuk SPAM regional ini sudah pernah mencuat di Provinsi NTB. Diinisiasi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2018-2023, Dr. Zul dan Dr. Rohmi. Belum diketahui kejelasan program tersebut. Menurutnya, sudah waktunya air bersih ini dikelola secara terpusat, misalnya di Pulau Lombok.
“Jadikan satu kesatuan, jangan diserahkan pengelolaannya kepada PDAM ini, PDAM itu, serahkan kepada profesionalnya,” katanya. Lalu Zaini menyebut, ketersediaan air masih ada. Hanya tidak terdistribusi secara merata. Ada wilayah-wilayah yang masih melimpah air, ada juga wilayah lainnya yang krisis air bersih. Dengan pengelolaan oleh SPAM regional, menurutnya distribusi air bersih bisa dilakukan secara merata. (bul)