Mataram (Suara NTB) – Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Mataram menerapkan absensi titik koordinat. Aplikasi ini perlu penyempurnaan karena server belum mampu mengakomodir seluruh pegawai.
Asisten III Setda Kota Mataram, Dra. Hj. Baiq Evi Ganevia menjelaskan, penggunaan absensi titik koordinat masih tahap uji coba sehingga perlu penyempurnaan dalam sistem aplikasi sistem manajemen untuk kepegawaian terintegrasi di Kota Mataram. Penggunaan absensi ini tidak sepenuhnya dan absensi aparatur sipil negara baik jam masuk dan pulang di-back up secara manual. “Iya, masih butuh penyempurnaan. Kalau kita tidak memulai, mau kapan lagi,” kata Evi dikonfirmasi, Rabu, 4 Oktober 2023.
Fitur dalam aplikasi SI MUTIARA ingin dikembangkan agar keterlambatan masuk kerja pegawai berkorelasi dengan pemotongan tambahan penghasilan pegawai (TPP). Evi menyebutkan, pemotongan TPP atas keterlambatan atau lebih awal pulang kerja sesuai peraturan daerah dikenakan dua persen sekali terlambat. Sedangkan, pemotongan TPP bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa keterangan dikenakan tiga persen.
Evi mengaku TPP dipotong karena lupa absensi padahal sudah berada di kantor sesuai jam masuk. “Hari ini saja saya dipotong TPP-nya. Pokoknya nanti terakumulasi setiap bulan berapa persen TPP ASN dipotong,” tandasnya.
Ia memahami bahwa pegawai banyak yang protes dengan absensi titik koordinat tersebut. Mereka kesulitan absen terutama pada jam masuk kerja. Sepertinya server tidak mampu menampung ribuan pegawai yang secara bersamaan akan absen, sehingga perlu kesiapan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram menyediakan server dengan kapasitas besar. “Iya, karena guru-guru juga absen pas pagi jadi sulit masuk sehingga dihitung terlambat,” terangnya.
Evi menegaskan, pemotongan TPP pegawai akan dikembalikan kepada masing-masing pimpinan organisasi perangkat daerah. Dengan situasi seperti ini, maka absensi titik koordinat tetap dibantu dengan absen manual.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram Hj. Asnayati mengakui, absen titik koordinat mengalami gangguan tetapi sistemnya telah diperbaiki sehingga pegawai bisa kembali memanfaatkannya. “Iya, kemarin sempat gangguan tetapi sekarang sudah normal,” tambah Asna. (cem)