Giri Menang (Suara NTB) – Kekeringan di Lombok Barat (Lobar) meluas. Jumlah warga yang terdampak mencapai 20.180 jiwa yang tersebar di 21 desa, tujuh kecamatan. Untuk droping air, Pemda minta bantuan dari perbankan, PDAM, PMI, Polri dan OPD terkait lainnya. Namun OPD dalam penyaluran air besih ini terkendala dana untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM).
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat, Hartono Ahmad menyebut, dari data SK penetapan status Siaga darurat bencana kekeringan oleh Bupati Lobar, terdapat 16 desa di Lima kecamatan yang terdampak kekeringan dengan jumlah jiwa terkena sebanyak 17.994 jiwa. Ke 16 desa itu masing-masing terbesar di Kecamatan Sekotong ada lima desa, diantaranya Sekotong Tengah dengan 2.383 jiwa terdampak. Kemudian Sekotong Barat 525 jiwa, Kedaro 516 jiwa, Cendimanik 390 jiwa,dan Pelangan 630 jiwa. Di Kecamatan Lembar tiga desa yakni Labuan Tereng 2.340 jiwa, Jembatan Gantung 426 jiwa dan Sekotong Timur 1.000 jiwa.
Gerung ada dua desa, yakni Banyu Urip sebanyak 2.556 jiwa, Tempos 525 jiwa. Kemudian Kecamatan Kuripan tiga desa, masing-masing Giri Sasak 2.556 jiwa, Kuripan Selatan 2022 jiwa, Kuripan Timur 825 jiwa. Di Kecamatan Batulayar tiga desa, yakni Batulayar Barat sebanyak 924 jiwa, Lembah Sari 966 jiwa dan Penanggak 695 jiwa.
“Bertambah desa yang terkena dari lima desa menjadi 21 desa dengan total jiwa 20.180 jiwa lebih,”sebut Hartono, kemarin. Dijelaskan desa tambahan yang kekeringan ini ada di Kecamatan Gunungsari ada tiga desa, Kecamatan Lingsar dua desa.
Tiga desa di Kecamatan Gunungsari itu diantaranya, Kekeri yang terdampak sekitar 285 jiwa. Kemudian Desa Kekait terdampak 650 jiwa. Dan Desa Guntur Macan terdapat tiga dusun juga terkena kekeringan, dengan jumlah terdampak 750 KK. Kekeringan di desa ini disebabkan kerusakan mesin sumur bor. Kemudian di Kecamatan Lingsar, ada Desa Genggelang. Desa ini biasanya tidak krisis air bersih namun akibat sumur bor rusak menyebabkan 717 KK terdampak. Selain itu, Desa Duman kecamatan Lingsar juga terdampak sekitar 250 KK.
Pihaknya memperkirakan desa terkena kekeringan meluas, karena kondisi kemarau panjang. Droping air akan segera dilakukan dengan minta bantuan ke Pemprov dan perusahaan. Pihaknya berharap bantuan sebanyak 20 tangki dari provinsi segera direalisasikan. Selain itu Bank BNI dan Pelindo untuk juga diharapkan segera membantu droping air bersih.
Pihaknya akan terus mengejar pihak ketiga yang akan melakukan penanganan kekeringan ini. Diakuinya kendala yang dihadapi instansi seperti PMI, kendati memiliki armada namun tidak punya dana untuk beli BBM. Selain itu, Dinsos dan Damkar juga memiliki armada angkut air, akan tetapi terkendalanya juga tidak punya dana untuk membeli BBM.
‘’Kendalanya anggaran beli BBM ndak ada,’’ imbuhnya. Terkait penggunaan BTT untuk penanganan air besih ini, prosesnya agak lama sementara untuk penanganan kekeringan ini butuh cepat. (her)