Mataram (Suara NTB) – Dinas Perindustrian Provinsi NTB melihat geliat industri, dari desa hingga ke kampus. Setelah lima tahun pondasi industri dibangun sebagai salah satu program unggulan Gubernur NTB periode 2018-2023, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah.
Nuryanti, SE., ME, Kepala Dinas Perindustrian NTB mengatakan, tiga ikon industrialisasi di NTB sebagai fokus utama, yakni fashion muslim industri, industri kosmetik, dan industri kuliner legend kemasan steril. Pertama, muslim fashion industri pasti termasuk di dalamnya kerajinan seperti pakaian, tas, sepatu, perhiasan dan lain sebagainya.
Pada 25 September 2023, di Desa Pringgasela Lombok Timur digelar kegiatan Alunan Budaya. Kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat desa melalui rangkaian acaranya yang memberikan pertunjukan proses penenunan yang diiringi dengan musikalisasi puisi dan fashion show menggunakan berbagai macam desain fashion tenun. Kegiatan tersebut menjadi pusat perhatian dan disaksikan banyak orang.
Event tersebut menurut Nuryanti, menunjukan bukti nyata bahwa industrialisasi di NTB sudah mulai nampak di mata masyarkat. Muslim fashion industri tandanya sudah menggeliat hingga ke desa. Setelah dari desa, Dinas Perindustrian juga menyasar dunia pendidikan. Salah satunya Kampus Poltekes Kemenkes Mataram.
Dilakukan pertemuan dengan civitas akademik untuk Pendampingan, Pembinaan UMKM dan Launching Produk Penelitian PUI-PK Poltekes Mataram. Dalam pertemuan yang digelar 27 September 2023 itu, Nuryanti menawarkan kerjasama dengan Kampus Poltekes Mataram dalam sektor indutri prioritas yang kedua yakni, Industri Kosmetik.
Ia mengajak sekaligus memilih Poltekes Mataram menjadi mitra dalam membangun ekositem industrialisasi dalam bidang kosmetik. Direktur Poltekes Mataram dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes., menyambut sangat positif ajakan bekerjasama ini dalam membangun industrialisasi kosmetik ini.
Tidak hanya Poltekes Mataram yang digandeng. Selain itu, Dinas Perindustrian juga bekerjasama dengan Universitas Mataram melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) menggelar Kontes Inovasi Mahasiswa yang berbasis industri.
Hasil dari kolaborasi dengan perguruan tinggi ini, terdapat 6 orang mahasiswa terpilih yang memiliki produk inovasi tersebut antara lain Adina Edian Putri dengan karya SANTARA (Produk Inovasi Sate Tanjung Khas Lombok Dengan Perpanjangan Masa Simpan dan Kemasan Terbarukan), Sarah Saravina Salman dengan karya Formulasi Ekstrak Etanol Daun Hibiscus Rosa Sinensis dengan Coconut Virgin Oil sebagai Pembuatan Ormacus (Organic Pomade Dari Hibiscus Rosa Sinensis), Taufikur Rahman dengan karya SANSAKA (Sneakers Etnik Sasak Nusantara) Perpaduan Budaya Melalui Tren Sneakers Berbalut Tenun Nusantara, Mauliani dengan karya Nutase (Solusi Inovatif Melalui Enzim Lipase Ekonomis Melalui Pemanfaatan Limbah Biji-Bijian), dan yang terakhir Puji Alamiah Insani dengan karya Sistem Monitoring Sinyal Detak Jantung Berbasis Android.
“Tiga sektor industri prioritas sudah mulai nampak jelas dalam membangun dan membantu masyarakat menciptakan sebuah karya dari yang sederhana menjadi hal yang luar biasa. Kekuatan semua stakeholders ini kita satukan,” demikian kepala dinas. (bul)