Mataram (Suara NTB) – Satu pekan menjelang penutupan pendaftaran seleksi penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di lingkungan Pemerintah Kota Mataram, untuk formasi khusus disabilitas masih nihil pelamar. Pemerintah telah menyediakan kuota dua persen dari formasi tenaga guru. Pengisian formasi disabilitas tidak bisa diisi melalui jalur umum.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram, Hj. Asnayati mengakui sampai saat ini, formasi khusus disabilitas untuk penerimaan P3K belum ada pelamar. Padahal, pihaknya telah menyediakan kuota dua persen dari total kebutuhan tenaga guru di Kota Mataram. “Laporannya sampai hari ini memang belum ada yang daftar,” kata Asna dikonfirmasi, Selasa, 3 Oktober 2023.
Nihilnya pendaftar disabilitas ini akan dilaporkan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). Asna menegaskan, tidak ada kebijakan mengisi 12 formasi dari kaum disabilitas dari formasi umum. Kemungkinan formasi ini akan dibiarkan kosong sampai proses tahapan seleksi berikutnya. “Jadi tidak ada istilah terancam kosong. Kalau memang tidak ada pelamar dari disabilitas, akan kita laporkan ke pusat,” tambahnya.
Jumlah pelamar sampai Selasa, 3 Oktober 2023 yang telah mengakhiri proses pendaftaran mencapai 432 orang yakni, terdiri dari 335 orang formasi tenaga guru, 36 tenaga kesehatan, dan 61 orang tenaga teknis. Padahal secara riil jumlah pendaftar secara keseluruhan 979 orang, tetapi sebagian besar belum mengakhiri atau submit.
Berbagai kendala dialami pelamar sehingga belum secara keseluruhan mengakhiri pendaftaran. Di antaranya, kesulitan mengakses elektronik materai (e-materai), formasi yang tersedia tidak sesuai dengan ijazah serta permasalahan teknis lainnya. Untuk e-materai kata Asna, pelamar sebenarnya bisa mendaftarkan akun mereka melalui aplikasi SSCN. Jika sistem ini tidak berfungsi maka disarankan untuk mengambil e-materia melalui layanan kantor pos terdekat.
Kendala administrasi ini sering ditanyakan oleh pelamar, tetapi berusaha diberikan solusi dan lain sebagainya. “Kalau ada kendala langsung saja ke penanggungjawabnya di kantor. Jadi kita berusaha memberikan kemudahan kepada pelamar,” ujarnya.
Asna mengingatkan pelamar teliti dan memeriksa kembali dokumen administrasi mereka sebelum mengakhiri pendaftaran. Kesalahan sekecil apapun memicu tidak lulus administrasi. (cem)