Mataram (Suara NTB) – Provinsi NTB menerima 8 penghargaan pada acara Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2023 yang digelar Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Alana Hotel Yogyakarta pada tanggal 19-21 September 2023 lalu.
Kegiatan ini digelar sebagai ajang berbagi pengalaman dalam program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dengan mengusung tema “Menguatkan Literasi menuju Masyarakat Sejahtera melalui Perpustakaan Kreatif dan Inovatif”.
Person In Charge (PIC) Program yang juga Pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB M. Hirkan, menyebut, 8 penghargaan yang diraih NTB ini adalah Kabupaten/Kota Terbaik Tahun 2023 diraih Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
‘’Perpustakaan yang ada di Kabupaten Loteng, tambahnya, juga meraih penghargaan yakni Inovasi Layanan Digital Terbaik 2023 yang diberikan pada Perpustakaan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Perpustakaan Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Perpustakaan Desa Sakra Kabupaten Lombok Timur,’’ terangnya, Senin 25 september 2023.
Sementara Inovasi Promosi Layanan Perpustakaan Terbaik 2023 diraih Perpustakaan Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah, Master Trainer of the Year Andrea Ardi Ananda dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Timur. Pada katagori Lomba Reels Challenge diraih Perpustakaan Literasi Lumbung Lombok, Desa Sengkerang, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah dan Lomba Photobooth Terbaik juga diraih Perpustakaan Literasi Lumbung Lombok, Desa Sengkerang Kabupaten Lombok Tengah.
Pada kesempatan ini, Hirkan juga menjelaskan, jika PLM Nasional 2023 digelar setiap tahun oleh Perpustakaan Nasional. Bahkan, Provinsi NTB telah menjadi mitra program ini sejak tahun 2018.
‘’Sampai tahun ini telah bergabung menjadi mitra program 10 Perpustakaan Kabupaten/Kota dan lebih dari 90 Perpustakaan Desa Kelurahan baik replikasi Perpustakaan Nasional maupun Replikasi Mandiri oleh Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/Kota,” terangnya.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar pada pembukaan acara mengatakan, PLM 2023 diharapkan menjadi pelecut bagi pelaku dan pengelola perpustakaan agar termotivasi melakukan inovasi dan kreativitas.
“Melalui transfer of knowledge di perpustakaan desa, di ruang terbuka, mereka belajar kontekstual untuk keterampilan hidupnya dan berbagi pengalaman bagi warga desa,” paparnya.
Hadirnya 1.010 peserta, tambahnya, akan bisa menjadi role model dan juga pendamping literasi bagi masyarakat. Bahkan diharapkan dampak melalui literasi ini baik persoalan kemiskinan ekstrem dan juga persoalan gizi buruk dan stunting yang mencapai 1,6 persen itu bisa dilakukan afirmasi dan persoalan bisa terselesaikan dengan cepat.
Untuk itu, Perpusnas terus melakukan kolaborasi dengan lembaga pemerintah maupun swasta agar beragam persoalan bisa diatasi.
Adin membeberkan, sejak 2018 sampai 2023, banyak masyarakat yang tadinya tidak memiliki pekerjaan, setelah mendapat inside dan keterampilan baru, mereka mulai memproduksi. Sedangkan Cost Benefit Ratio dari program ini adalah sebesar 2,30 yang artinya setiap Rp1 (satu) cost yang dikeluarkan akan menghasilkan benefit Rp2,30. Artinya ketika investasi Rp1 untuk transformasi perpustakaan, akan mendapatkan reten of investment 2,3 kali lipat. Harapannya tahun depan program ini akan terus berjalan merangkul perpustakaan-perpustakaan desa dan kelurahan yang belum menjadi mitra. (ham)
