Mataram (Suara NTB) – Pj. Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, tampaknya menunjukkan keseriusan dalam mempersiapkan NTB guna meraih penghargaan Inovatif Governement Award (IGA) 2023. Hal ini ia wujudkan dengan memaparkan langsung, serangkaian inovasi yang sudah dihasilkan Pemprov NTB untuk bersaing di ajang bergengsi tersebut.
Sesuai dengan tentatif tahapan IGA 2023 yang sudah ditetapkan oleh Kemendagri, maka tahapan berikutnya setelah dilakukan proses penjaringan dan pengukuran skor Indeks Inovasi Daerah (IID) adalah presentasi Kepala Daerah bagi daerah yang masuk nominasi IGA Award. Demikian disampaikan dalam siaran pers Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik NTB, yang diterima Suara NTB, Senin, 25 September 2023.
Dalam tahapan ini, Provinsi NTB masuk nominasi dengan jumlah inovasi sebanyak 134 inovasi, sehingga bersaing untuk menjadi Provinsi Terinovatif dan Sangat Inovatif Bersama 9 Provinsi nominator lainnya yaitu : Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Selatan.
Pada tahapan Presentasi Kepala Daerah ini langsung dipresentasikan sendiri oleh Pj. Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi M.Si., yang dilaksanakan secara luring/offline di Ruang Rapat Utama Kementerian Dalam Negeri, Gedung A lantai III Kantor Kementerian Dalam Negeri, Senin 25 September 2023.
Dalam acara Presentasi Kepala Daerah yang dibuka oleh Sekjen Kemendagri, Pj. Gubernur NTB menyampaikan bahwa secara geostrategis Provinsi NTB berada pada posisi yang sangat menguntungkan karena berada pada jalur ALKI II yang menghubungkan jalur pelayaran dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik maupun sebaliknya. Apalagi, jalur Selat Malaka yang mengambil peran tersebut selama ini sudah sangat berbahaya karena sangat padat yang dilalui oleh 90.000 kapal besar setiap tahunnya.
Provinsi NTB juga merupakan jalur trans nasional yang menghubungkan wilayah barat Indonesia dengan wilayah timur Indonesia. Di samping itu posisi strategis NTB lainnya adalah berada pada posisi tengah Segi Tiga Emas Pariwisata Nasional yaitu Bali, Komodo dan Tana Toraja. Sedangkan dari sisi kebijakan nasional Provinsi NTB sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika serta Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
Miq Gita sapaan akrab Pj. Gubernur NTB juga menyampaikan bahwa dari sisi potensi sumber Daya Alam Provinsi NTB dianugerahi potensi yang luar biasa dengan potensi pertanian dan potensi wisata yang tidak kalah dari daerah lainnya. Dari potensi pertanian yang ada menghasilkan produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun seperti produksi padi sebesar 1,45 juta ton, jagung 2,4 juta ton, rumput laut 896,760 ton, perikanan 298.576 ton dan sapi 1,6 juta ekor, sehingga surplus dan mampu untuk ekspor ke daerah lain maupun luar negeri.
Namun Miq Gita sampaikan juga bahwa berbagai potensi yang secara geografis sangat menuntungkan maupun potensi produksi pertanian yang sangat berlimpah, jika tidak dimanfaatkan dengan menerapkan Inovasi dalam pengelolaannya maka NTB tidak akan mampu bersaing dengan daerah lain sehingga NTB akan tetap dianalogikan sebagai Nasib Tidak Baik (NTB). Untuk itu, maka melalui penerapan inovasi pada berbagai sektor, Pj. Gubernur NTB ingin merubah anekdot NTB sebagai Nasib Tidak Baik menjadi Next To be Better (NTB) melalui jargon NTB Maju Melaju.
Dalam kesempatan tersebut Pj. Gubernur NTB memaparkan 2 jenis inovasi masing-masing adalah NTB Mall yang merupakan Inovasi Dinas Perdagangan Provinsi NTB sebagai perwakilan Inovasi dengan kategori Digital, dan 99 Desa Wisata yang merupakan Inovasi dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB sebagai perwakilan inovasi dengan kategori Non Digital.
Pilihan NTB Mall diambil karena NTB Mall sudah memiliki banyak kebaharuan diantaranya sudah mampu meningkatkan jumlah UMKM yang bergabung menjadi 5.215 UMKM tahun 2023 dari sebanyak 1.075 pada tahun 2020. NTB Mall juga sudah mampu go internasional dengan membuka cabang di Malaysia dan melakukan ekspor ke Taiwan dan Eropa serta sedang proses penjajakan ke Timur Tengah.
Sedangkan pilihan 99 desa Wisata sebagai salah satu Inovasi Non Digital karena 99 Desa Wisata memiliki kebaharuan telah mampu meningkatkan sasaran penerima manfaat yang semula masih pada 99 Desa Wisata menjadi pada 175 Desa Wisata yang tersebar di Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB.
Di bagian akhir paparannya Pj. Gubernur NTB menyampaikan harapan-harapannya agar Indeks Inovasi Daerah NTB dapat terus meningkat dan tetap dapat mempertahankan posisi sebagai Provinsi Terinovatif. (r)