Kawasan wisata Gili – Gili di Sekotong Lombok Barat menjual aktivitas nelayan sehari-hari atau “Local Life” sebagai salah satu daya tarik pariwisata untuk menggaet pengunjung. Salah satu upaya yang dilakukan mengangkat potensi tersebut, melalui kegiatan festival perahu layar yang rutin diadakan sejak tiga tahun terakhir. Wisatawan asing pun cukup tertarik dengan atraksi aktivitas sehari-hari nelayan tersebut.
Selain ditopang oleh kekayaan wisata laut, bawah laut, biota laut, dan pantai. Posisi kawasan Sekotong, terutama Gili-gili yang strategis, karena dekat dengan Bali, menjadi salah satu keunggulannya. Keunggulan ini pun didukung oleh atraksi-atraksi wisata di kawasan itu.
“Kita harus pertahankan local life, boleh maju jadi kawasan wisata, namun tidak boleh kehilangan eksistensi akar budaya, kearifan lokal. Dan itu sesungguhnya menjadi daya tarik yang menarik bagi wisatawan untuk datang,” jelas Abubakar, Ketua Komisi II DPRD Lobar, akhir pekan kemarin.
Menurutnya lokal life nelayan di Gili, seperti di Gili Gede sangat menarik menjadi paket wisata, bagaimana para nelayan menangkap ikan. Bahkan beberapa wisatawan ikut mancing dan menjaring ikan bersama. Dan tamu yang ikut mancing dan menjaring ikan pun membayar nelayan, karena itu menjadi sisi lain pengalaman mereka. “Meraka menangkap ikan sambil melihat ikan-ikan dan lumba-lumba yang melompat di laut lepas. Itu jadi daya tarik natural, ini harus kita eksplor dan itu sangat potensial,” imbuhnya.
Pihaknya pun mendukung lokal life ini menjadi atraksi wisata dengan mengadakan event perahu layar, selama tiga tahun berturut – turut.
Untuk itu, ujarnya, penataan kawasan Sekotong harus diseriusi pemerintah. Penataan Gili Gede misalnya, sudah diatur dalam peraturan bupati yang menjadi acuan melibatkan semua pihak untuk direncanakan. “Dan kita sudah punya masterplan, tinggal siapa berbuat apa, perlu direncanakan,” tambahnya.
Sebab ia melihat potensi pulau ini akan mengimbangi Gili di Utara sebab memiliki magnet dengan kelebihan-kelebihannya. Dekat dengan Bali, akses menuju Mandalika dan destinasi-destinasi wisata lain.
Hal ini harus dipikirkan ke depan, agar dalam menyusun APBD melihat dari perspektif dari sisi fungsi investasi. Dengan menata beberapa infrastruktur yang bisa mendatang PAD ke daerah. Bahkan kawasan Gili ini kalau serius ditata, maka akan menjadi lumbung PAD. Namun kalau tidak serius digarap maka agak lama bisa mendatangkan pendapatan yang maksimal bagi daerah. (her)