Kepala Bappeda NTB Paparkan RPD Provinsi NTB 2024-2026

Mataram (Suara NTB) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Dr.Ir.H.Iswandi M.Si memaparkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi NTB 2024 – 2026 dalam kegiatan Sosialisasi RPD dan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2024 yang berlangsung di Mataram, Jumat, 22 September 2023.

“Supaya implementasi itu baik dan berhasil maka harus melalui empat hapan yaitu komunikasi yang di dalamnya sosialisasi, sumber daya, disposisi dari pimpinan dan bagaimana struktur organsasi bekerja,” kata H.Iswandi saat memberikan pemaparan yang dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTB H.Lalu Gita Ariadi dan pimpinan Perangkat Daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Iswandi memaparkan terkait dokumen perencanaan daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) NTB 2005 – 2025. Dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 tahun tersebut dijabarkan dalam RPJMD yang dilaksanakan oleh masing-masing Gubernur NTB dengan visi pembangunan yang berbeda-beda.

Misalnya Gubernur Serinata 2005 – 2009 dengan visi Gerbang Emas, Gubernur TGB H.M. Zainul Majdi 2009 – 2018 dengan visi NTB Bersaing dan Berbudaya, Gubernur Dr.H.Zulkieflimansyah 2018 – 2023 dengan visi NTB Gemilang hingga Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi 2023 – 2025 dengan visi NTB Maju Melaju.

“Di dalam RPD ini akan dipimpin oleh Bapak Penjabat Gubernur NTB yang sudah kita dengar bagaimana ke depan bahwa beliau memiliki tagline NTB yang Maju Melaju,” terang Iswandi.

Ia mencoba mendeskripsikan bagaimana mewudkan NTB Maju Melaju dalam RPD 2024-2026 yaitu pendapatan perkapita masyarakat NTB sekitar 1.900 Dolar AS per tahun. Sementara masyarakat yang masuk dalam kreteria berpenghasilan rendah itu antara 1.136 – 4.461 Dolar AS. Saat ini NTB sedang berada di angka 1.900 Dolar AS per kapita sehingga perlu terus ditingkatkan pendapatan per kapitanya.

“Jika kita bisa bergerak di angka 4.461 – 13.000 Dolar AS, kita akan akan meningkat menjadi daerah yang berpendapatan sedang., Kita perlu terus bergerak maju menuju menuju upper middle income,” kata Iswandi.

Dalam kesempatan itu, Iswandi memaparkan 11 isu pengembangan regional wilayah Bali – Nusra yang tertuang dalam RPD) Provinsi NTB 2024 – 2026. 11 isu tersebut yaitu pemantapan Bali-Nusra menjadi koridor pariwisata berkualitas, Bali-Nusra menjadi hub dari ekonomi kretaif yang mampu menjadi sumber ekonomi yang besar, kemudian Bali-Nusra menjadi ladang percontohan dan pilot project untuk penerapan ekonomi sirkural dan riset blue economy.

Selanjutnya transisi energi melalu energy transition mechanism (ETM) dengan didukung pengembangan EV, pembangunan energi angin dan surya, biomassa, serta energi arus laut, penerapan ekonomi sirkular dengan sistem pengolahan sampah terpadu (green economy), pengembangan sistem pertanian terpadu dengan pembentukan korporasi petani.

“Hal lain yaitu Pertanian inovatif dengan pemberdayaan lembaga di daerah dan System Intensification Rice (SRI). Pembangunan nexus foof, energi, water dengan penggunaan EBT , peningkatan konektivitas logistik multimoda transportasi, penumbuhan pusat-pusat pertumbuhan dengan memanfaatkan potensi kedekatan dengan Australia dan New Zealand serta perlu penguatan banwidth 5G untuk meningkatkan konektivitas dan ekonomi digital di Bali-Nusra,” katanya.

Menurutnya, sangat perlu dilakukan tranformasi ekonomi NTB, sebab wilayah Nusa Tenggara menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan terendah sebesar 2,4% di tahun 2021. Salah satu tantangannya yaitu belum optimalnya peran wilayah sebagai gerbang wisata alam dan budaya melalui MICE. Selain itu pengembangan industri kreatif berbasis budaya, industri pengolahan produk pertanian, perikanan, pertambangan masih terbatas.

“Perlu optimalisasi tiga sektor dominan pendorong pertumbuhan sektor konstruksi, pertanian, dan perdagangan,” katanya.

Iswandi memaparkan pendekatan teori Endogen untuk pertumbuhan ekonomi NTB. Di mana model pertumbuhan endogen meliputi modal manusia, modal fisik serta pelibatan teknologi yang meliputi riset dan pengembangan. Pertumbuhan ekonomi endogen adalah model ekonomi yang mengoptimalkan potensi internal negara atau daerah. Model ini mengutamanakan sumberdaya manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan, sumberdaya alam , aset teknologi dan kelembagaan.

“Berdasarkan prasyarat ekonomi endogen, NTB mempunyai peluang sebagai lokomotif petumbuhan regional di kawasan Bali dan Nusa Tenggara,” ujar Iswandi. (ris)







Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Unram Bantah Isu PHK terhadap Pegawai RS Unram

0
Mataram (Suara NTB) - Pihak Rektorat Universitas Mataram (Unram) membantah keras berita yang beredar terkait isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah pegawai di...

Latest Posts

Unram Bantah Isu PHK terhadap Pegawai RS Unram

Mataram (Suara NTB) - Pihak Rektorat Universitas Mataram (Unram)...

Puas Streaming dan Bikin Konten Pakai Paket Terbaru Smartfren 100 GB Rp 100 Ribu

Mataram (Suara NTB)- Smartfren baru saja merilis paket terbaru...

Honda NTB Perkuat Edukasi Keselamatan Berkendara

KEPEDULIAN akan keselamatan terus ditunjukkan oleh Astra Motor NTB...

Lihat Benda Bersejarah, Museum Negeri NTB Banyak Didatangi Wisatawan Mancanegara

KEBERADAAN koleksi yang ada di Museum Negeri NTB menjadi...