Tanjung (Suara NTB) – Pelebaran jalan nasional di Kabupaten Lombok Utara (KLU) dari Pemenang sampai Bayan berdampak terhadap perbaikan sarana perpipaan PDAM. Manajemen PDAM mengestimasi, kerusakan pipa akibat pembongkaran di sepanjang 41 km jalan nasional mencapai 20 persen.
“Perkiraan tingkat kerusakan sampai akhir pekerjaan sekitar 20 persen untuk semua segmen pekerjaan jalan. Itu pun kita harus mendampingi Balai Jalan yang bekerja, karena kalau mereka bekerja sendiri, kerusakan bisa lebih besar,” ungkap Direktur PDAM Amerta Dayan Gunung, Firmansyah, ST., Jumat, 22 September 2023.
Ia menjelaskan, estimasi kerusakan pipa dihindari supaya tidak lebih dari 20 persen. Sebab jika perkiraan di atas persentase tersebut, dapat menimbulkan pembengkakan anggaran yang cukup besar. Firman tak menyebut jumlah anggaran yang disiapkan selama proses perbaikan pipa di ruas jalan nasional. Namun demikian, anggaran yang dibutuhkan sudah disiapkan. Di mana anggaran tersebut berasal dari Penyertaan Modal Pemda KLU tahun 2022.
“Pipa jaringan yang rusak untuk semua jenis, baik pipa distribusi utama, pipa distribusi, dan pipa tersier,” imbuhnya.
Selama proses perbaikan pipa, bentuk kerusakan akibat alat berat beragam. Ada pipa yang bocor, sobek, sambungan pecah, maupun pergantian aksesoris. Sampai saat ini, proyeksi pergeseran utilitas perpipaan antara 40 sampai 50 persen, mengingat proses pelebaran jalan masih dominan dilakukan di satu sisi badan jalan.
Firman ikut mengambil dampak positif terhadap pelebaran jalan nasional di KLU. Meski terdapat biaya perbaikan yang harus dikeluarkan, secara jangka panjang, perbaikan pipa dapat dilakukan serentak. “Pipa banyak yang tertanam di bawah jalan, kondisinya juga rata-rata berusia 20 tahun. Sehingga kita terbantu oleh Balai Jalan dalam mengganti jalur distribusi,” ucapnya.
Firman menambahkan, pergeseran pipa di semua perlintasan jalur distribusi terdapat di 13 titik. Manajemen pun telah menyiasati perbaikan secara bertahap dengan menyiapkan 3 tim, yang masing-masing beranggotakan 4 orang teknisi.
Dalam prosesnya, Firman tak menyangkal adanya tingkat kesulitan. Bagian tersulit umumnya memindahkan pipa induk dengan ukuran paling besar, sehingga dalam pengerjaannya harus berdampingan dengan alat berat. “Yang paling berat ada di ruas Tanjung karena dua ruas jalan. Pipa distribusi juga ada di Tanjung semua,” tambahnya.
Selama proses perbaikan pipa, pihaknya tetap mengimbau kepada pelanggan untuk menyiapkan tampungan air untuk mengantisipasi gangguan lebih dari 24 jam. Pemberitahuan itu umum dilakukan melalui Call Center PDAM baik pesa. WhatsApp, Telegram, Facebook, maupun Instagram. (ari)