Selong (Suara NTB) – SDN 2 Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), menghadapi tantangan serius setelah mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada tahun 2018 lalu. Sebelum gempa, sekolah ini menerima murid 130-160 anak. Akan tetapi, kini tersisa hanya 80 anak. Setiap tahun, jumlah murid pasca gempa terus kehilangan jumlah murid. Perkelas muridnya hanya 12 orang.
Demikian pengakuan Kepala Sekolah SDN 2 Batuyang, Zohrah saat dikonfirmasi Suara NTB, Kamis, 21 September 2023. Sudah lima tahun berlalu pasca gempa, sekolah ini belum tersentuh perbaikan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan dulu pernah membantu sekolah ini membangun ruangan sementara. Tembok kalsibot dan beratap spandek.
Zohrah menuturkan, kondisi fisik ruang kelas sementara ini sudah tak layak untuk ditempati kegiatan belajar mengajar. Atas alasan inilah membuat para orang tua wali lebih memilih sekolah lain menyekolahkan anaknya.
Fakta itu cukup mengkhawatirkan pihak sekolah. Sehingga kepala sekolah SDN 2 Batuyang ini pun mencoba mendatangi Bupati Lotim Kamis kemarin dan diterima oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Lalu Mulyadi di ruangan Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim. Zohrah bersama dengan perwakilan wali murid ini berharap pemerintah daerah segera memperbaiki fisik sekolah.
Kepala Pelaksana BPBD Lotim, Lalu Mulyadi, yang dikonfirmasi mengungkapkan pihaknya akan berusaha untuk mengajukan usulan perbaikan sekolah-sekolah yang menjadi korban gempa. Diketahui, akibat musibah gempa bumi tahun 2018 lalu, kondisi fisik sekolah rusak berat. BPBD berupaya mendukung upaya perbaikan melalui dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
SDN 2 Batuyang sudah masuk dalam dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P). Paling lambat katanya pembangunan dilaksanakan tahun 2024 mendatang. Estimasi biaya dibutuhkan pembangunan sekolah berat ini Rp Rp 2,4 miliar.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Lotim, Izzuddin, menjelaskan untuk sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa ini sudah diajukan ke pusat perbaikannya. Dikbud Lotim telah menyiapkan Proposal elektro yang kemudian akan diproses oleh BPBD selanjutnya diajukan ke BNPB. Penganggaran di BNPB karena sekolah SDN 2 Batuyang termasuk kategorinya korban bencana.
Izzudin menuturkan, setidaknya ada 10 sekolah di Lotim yang mengalami kerusakan berat akibat gempa bumi tahun 2018 dan belum mendapat perbaikan yang memadai. Ruangan sekolah rata-rata mengalami kerusakan dua hingga tiga ruangan. Ia juga berharap banyak segera direalisasikan dana untuk pembangunan sehingga kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan bisa lebih berkualitas bagi anak-anak. (rus)