Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data monitoring memperlihatkan rendahnya curah hujan pada dasarian II September 2023. Kecamatan Mataram dan Ampenan memasuki level awas. Masyarakat di dua wilayah tersebut, diingatkan lebih hemat menggunakan air.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noer membenarkan, rilis dari BMKG memprediksi bahwa musim kemarau akan mundur lama dengan intensitas hujan rendah. Hal ini berdampak pada suhu panas yang semakin panjang. Beberapa wilayah di NTB khususnya Kota Mataram terdapat dua wilayah yakni, Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Mataram berstatus awas. “Dua wilayah ini perlu jadi atensi,” kata Mahffuddin dikonfirmasi, Kamis, 21 September 2023.
Dampaknya terjadi kekeringan di beberapa sungai di Kota Mataram, tetapi tidak mempengaruhi kebutuhan air pertanian dan utilitas lainnya. Dalam kondisi ini, ia mengimbau masyarakat di dua wilayah supaya berhebat menggunakan air dan hati-hati terhadap potensi terjadinya kebakaran. “Kita imbau supaya lebih hemat menggunakan air,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela, pihaknya akan menginformasikan perubahan cuaca, sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat. Adapun sumur bor telah disiapkan oleh Dinas Pertanian Kota Mataram, untuk memasok air di lahan pertanian.
Diketahui, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II September 2023 secara umum dalam kategori rendah 0-20 mm/das hampir merata di seluruh wilayah NTB. Sementara, kategori 51-150 mm/dasarian terpantau hanya terjadi di sebagian wilayah Lombok Barat bagian utara.
Sementara, dasarian III September 2023 diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Curah hujan dengan intensitas >20 mm/dasarian memiliki probalitas kejadian <10 persen yang merata di seluruh wilayah NTB. (cem)