Mataram (Suara NTB) – Guru SMK Negeri 7 Mataram Murdi, S.Pd., dipanggil Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk mengikuti kegiatan Workshop Guru Konten Kreator Pendidikan.
Kegiatan workshop ini merupakan kegiatan yang sangat prestisius karena diikuti oleh guru-guru yang memiliki skill dalam bidang konten kreator terkhusus dalam bidang pendidikan. Murdi adalah satu- satunya yang mewakili Provinsi NTB untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal itu disebabkan sudah memiliki viewer yang sudah sangat banyak.
Murdi sangat merasa bangga dan berbahagia bisa terpilih untuk kegiatan tersebut, karena bisa bertemu dengan orang-orang yang hebat dan mendapat tambahan ilmu dari kegiatan tersebut.
Kepala SMKN 7 Mataram Drs. Artawan, M.M., Kamis (21/9) memberikan apresiasi pada Murdi yang bisa mewakili NTB pada umumnya dan SMKN 7 pada khususya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi ini tidak bisa diraih oleh setiap orang tapi hanya pada guru-guru yang punya skill dan kemauan yang tinggi saja yang bisa dipanggil dalam workshop tersebut.
Pihaknya berharap nantinya sepulangnya Murdi dari kegiatan workshop agar bisa mengimbaskan pada guru-guru yang lainnya, sehingga ketika mengajar para peserta didik tidak merasa bosan menerima pelajaran dari gurunya.
Menurutnya, workshop ini akan berlangsung dari tanggal 26- 29 September 2023 di Millennium Hotel Sirih Jakarta yang diikuti oleh perwakilan guru-guru dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai SMK/ SMA se Indonesia.
Workshop ini sejalan dengan kondisi pendidikan saat ini di mana pelajar pada saat ini berada pada era digitalisasi atau teknologi canggih, karena guru bukanlah satu-satunya sumber informasi, tapi guru berperan sebagai pebimbing peserta didik dan sejalan dengan gaya belajar yang diterapkan pada Kurikulum Merdeka.
Waka Humas SMKN 7 Mataram Adnan, S.Pd., M.Pd ., mengatakan dalam kurikulum merdeka ini ada 3 gaya belajar yang diterapkan. Pertama, gaya belajar visual, yakni peserta didik lebih banyak memanfaatkan penglihatan saja seperti berbicara dengan tempo yang sangat cepat, cenderung melihat sikap dan gerakan guru yang sedang mengajar.
Selain itu, gaya belajar auditori, yakni mengandalkan pendengaran untuk dapat memahami dan mengingat informasi yang diberikn oleh guru. Sementara yang ketiga adalah gaya belajar kinestetik yakni gaya belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan bergerak, berbuat dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar siswa dapat mengingatnya.
‘’Nah gaya yang ketiga inilah yang diikuti oleh Murdi yang memang dengan gaya yang yang ketiga ini akan memberi rasa belajar yang menyenangkan bagi peserta didik,’’ terangnya.
Dijelaskannya, workshop guru konten kreator ini menunjukkan komitmen pendidik Indonesia untuk terus berinovasi dalam upaya menigkatkan kualitas pendidikan di di negara ini. Dengan berbagi ide dan pengetahuan, mereka berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga kegiatan semacam ini akan terus diadakan di masa depan membantu dan mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia dan menghasilkan generasi muda yan lebih siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
‘’Dengan berbagi ide dan pengetahuan, mereka berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi para siswa. Semoga acara seperti ini akan terus diadakan di masa depan, membantu mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia dan menghasilkan generasi muda yang lebih siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan,’’ harapnya. (ham)