Mataram (Suara NTB) – Angka stunting di Kota Mataram mengalami penurunan. Meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan, namun intervensi penanganan dioptimalkan sesuai target.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Usman Hadi menyampaikan, angka stunting di Kota Mataram mengalami penurunan dari sebelumnya 3.999 jiwa atau 15,66 persen menjadi 3.732 jiwa atau 14.07 persen. Penurunan kasus stunting tidak terlepas dari keras keras petugas kesehatan dan kader melakukan penimbangan, mengukur tinggi badan serta pemberian makanan tambahan untuk balita. “Alhamdullilah sudah turun walaupun sedikit,” kata Usman ditemui pada Kamis, 20 September 2023.
Penurunan angka stunting akan dilihat dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), apakah datanya valid atau tidak. Dikes akan mengkomparasikan dengan Survei Status Gizi Indonesia. Usman mengatakan, apabila datanya jauh berbeda maka harus dicurigai. Kecurigaan ini bisa digali apakah terjadi kesalahan saat proses penimbangan dan pengukuran tinggi badan serta lain sebagainya. “Kalau pengalaman tahun lalu ada selesih empat persen sesuai dengan hasil entri ada tujuh persen. Ternyata itu sudah betul,” terangnya.
Usman optimis bisa menurunkan kasus stunting mencapai 14 persen sesuai target di akhir tahun 2024. Artinya, sisa 0,7 persen menjadi pekerjaan rumah yang akan dituntaskan selama kurun waktu tiga bulan kedepan.
Strateginya melalui pembagian susu, telur, dan makanan tambahan lainnya. Usman menyampaikan, pemberian susu pada balita tergantung dari hasil pemeriksaan dokter spesialis. Resep dikeluarkan dokter akan diserahkan ke tenaga kesehatan di puskesmas untuk diberikan takaran susu sesuai resep tersebut. “Artinya, tidak boleh diberikan begitu saja susu. Jadi harus melalui resep dokter,” ujarnya.
Usman mendorong terutama masyarakat terutama ibu hamil menjaga pola makan dan hidup sehat, sehingga anak yang lahir sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik. (cem)