Mataram (Suara NTB) – Anggota DPRD Provinsi NTB, Lalu Budi Suryata meminta Pemrov NTB beserta pemerintah daerah dan kota serius mengantisipasi kemarau panjang. Tapi hingga kini belum ada terlihat keseriusan dari pemerintah provinsi dan daerah di NTB mengantisipasinya. Padahal dampak kekeringan tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat.
Menurut legislator dari PDI Perjuangan ini, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan telatnya musim penghujan di wilayah Bali dan NTB sebagai wilayah terdampak dari El Nino. Karena itu Pemprov NTB perlu melakukan langkah-langkah antisipatif.
“Sejumlah daerah sudah mengalami kekeringan ekstrem, kelangkaan air bersih dan bahkan mulai ada kekurangan pangan dan gizi. Kita harus ekstra serius antisipasi ini. Tapi saya melihatnya masih sama seperti tahun lalu, belum ada langkah-langkah antisipatif,” sebut Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB ini pada Selasa, 19 September 2023.
Mengenai bentuk antisipasi kemarau panjang ini, Budi menerangkan pemerintah musti melakukan identifikasi atau memetakan daerah-daerah terdampak kekeringan. Kemudian melakukan intervensi nyata sesuai kebutuhan di daerah terdampak, misalnya dengan melakukan pengeboran sebagai upaya penyediaan air bersih, atau menyediakan mesin pompa air untuk membantu petani yang tanamannya terancam gagal panen.
“Saya sudah membantu membangun sumur bor dan pompa air. Tapi pokir saya terbatas. Perlu intervensi pemerintah menjangkau luasnya daerah terdampak,” ungkap Budi.
Selain itu sambung caleg PDI Perjuangan untuk DPR RI dapil Pulau Sumbawa ini, pemerintah juga perlu mendorong pihak perbankan memberikan kemudahan kepada petani yang terdampak oleh kekeringan, misalnya dengan keringanan membayar cicilan atau kemudahan mendapatkan modal usaha di musim tanam mendatang.
“Pemerintah harus serius mengantisipasi kekeringan ini. Apalagi sejumlah negara sudah membatasi ekspor stok berasnya. Jadi kita harus hati-hati. Dan untuk saat ini, saya melihat intervensinya masih sama dengan tahun lalu,” tandasnya. (ndi)