Mataram (Suara NTB) – Jelang gelaran MotoGP Mandalika yang akan berlangsung 13 – 15 Oktober 2023, pesanan kamar hotel di sejumlah wilayah di NTB sudah banyak, terutama oleh penonton dari dalam negeri. Akomodasi hotel di beberapa wilayah seperti Lombok Tengah terutama di Mandalika, Senggigi, dan Kota Mataram sudah mulai penuh dipesan.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, Jamaluddin Malady mengatakan, khusus Kota Mataram beberapa hotel masih banyak yang belum terpesan. Hal itu karena banyaknya jumlah hotel, homestay dan penginapan yang ada di Mataram.
“Di Mandalika itu sudah 95 persen, Senggigi rata-rata 90 persen dan Kota Mataram sudah 80 persen. Kalau hotel-hotel bintang ini sudah banyak yang close” ujar Jamaluddin Malady, Selasa, 19 September 2023.
Menurutnya, jumlah kamar di Lombok ada sekitar 21 ribu lebih, termasuk dengan homestay. Dari jumlah kamar itu, sudah bisa menampung para penonton MotoGP. Sebab tidak semua penonton MotoGP dari luar daerah, tapi banyak yang berasal dari dalam daerah, sehingga tak membutuhkan akomodasi.
Terkait dengan kamar hotel, Jamaluddin mengaku, pihaknya akan terus mengawasi kenaikan harga hotel, supaya kejadian saat MotoGP 2022 lalu tidak terulang lagi. Di mana pada saat MotoGP 2022, harga kamar hotel terutama di wilayah yang terdekat dengan event sangat melambung, bahkan harga kamar sampai 10 kali lipat.
Ia menegaskan, Pemprov NTB sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi untuk mencegah naiknya tarif kamar hotel.
“Tahun 2023 ini harapan pemerintah pusat, termasuk Pemprov NTB dan Pemkab itu supaya jangan sampai terulang lagi, kita jangan sampai masuk di lubang yang sama kan itu tidak bagus,” jelasnya.
Berdasarkan Pergub tersebut, batasan menaikkan harga kamar hotel sudah ditentukan sesuai zonasi masing-masing. Misalnya untuk zona 1 kawasan hotel yang dekat dengan Sirkuit Mandalika hanya boleh menaikkan tarif kamar hotel maksimal tiga kali lipat. Selanjutnya, untuk penyangga zona 1 di sekitar Mataram, Lombok Barat, maksimal kenaikannya hanya 2 kali lipat.
“Kalau untuk penyangga keduanya, seperti di wilayah Gili, boleh menaikkan harga tiket tapi cuman satu kali saja. Itukan tidak ada masalah, tapi itu maksimal,” tandasnya.
Berkaca pada tahun 2022 lalu, Pemprov NTB tidak ingin kecolongan lagi. Pihaknya bersama Tim Satgas Pemantau Tarif Hotel memastikan tidak ada kenaikan kamar hotel saat MotoGP.
“Pemprov sudah membuat Satgas akomodasi. Anggotanya tim Polda, Kejati, termasuk asosiasi hotel, GM Hotel, supaya kita sama-sama menjaga harga tawar hotel ini,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Made Adiyasa mengatakan, masyaralat yang akan menonton MotoGP tak hanya memesan kamar, namun calon tamu sudah langsung membayar secara langsung kamar saat event berlangsung.
“Untuk MotoGP di periode itu rata-rata di hotel kota sudah terisi. Mereka sudah payment yang stay untuk MotoGP itu” kata Made Adiyasa.
Ia optimis okupansi hotel di Kota Mataram saat berlangsungnya MotoGP Oktober mendatang mencapai 100 persen. Hal ini seiring dengan okupansi yang sangat tinggi di hotel sekitar Mandalika dan Kota Praya hingga kawasan Senggigi.
Jumlah hotel yang masuk dalam AHM sebanyak 31 hotel yang memiliki 2.800 kamar. Kota Mataram masuk dalam zona III dalam penyelenggaraan MotoGP sehingga boleh menaikkan tarif hotel sesuai dengan Pergub.
Untuk menyambut tamu MotoGP, sejumlah pengelola hotel menyiapkan beberapa hal seperti menyediakan produk-produk UKM di kamar, selendang bahkan baju kaos Lombok.
“Ini bagian dari kompensasi kamar yang sudah bagus. Jadi kita mengakomodir produk-produk UKM lokal. Kita beli dari UKM dan kita promosikan di hotel,” terangnya.
Penonton MotoGP yang memilih menginap di Kota Mataram umumnya adalah wisatawan domestik atau dari dalam negeri. Sementara pembalap, ofisial dan kru MotoGP telah memasan hotel jauh-jauh hari di Mandalika.
“Rata-rata teman akomodasi menjual paket 3 malam 4 hari. Masuk tanggal 13 dan keluar tanggal 16 Oktober. In hari Jumat dan out hari Senin. Ini paket yang biasa dijual sama akomodasi. Jadi kita tak menjual yang satu malam,” ujarnya. (ris)