Mataram (Suara NTB) – Sebagai daerah lumbung padi menjadi tidak wajar jika harga beras mahal. Di satu sisi, cadangan beras diperkirakan masih aman hingga beberapa bulan ke depan. Kenaikan beras diklaim akibat faktor cuaca. Pemerintah Kota Mataram membantah adanya pengiriman ke luar daerah.
Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, Apriadi menegaskan, kenaikan harga beras dipengaruhi faktor cuaca atau el-nino yang melanda sejumlah daerah termasuk di Pulau Lombok. Hal ini menyebabkan petani gagal panen atau padi rusak sehingga mengganggu produksi yang berakibat terjadinya kelangkaan.
Selain faktor cuaca, kenaikan harga beras ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat menaikan harga eceran tertinggi. Beras medium sebelumnya Rp9.450 per kilogram naik menjadi Rp10.900. “Jadi bukan beras premium yang HET naik tetapi beras medium,” kata Apriadi dikonfirmasi akhir pekan kemarin.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena ketersediaan beras di gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) masih aman sampai memasuki musim panen berikutnya.
Apriadi membantah bahwa kenaikan harga beras disebabkan adanya pengiriman ke luar daerah. “Kita ini termasuk daerah lumbung padi nasional. Jadi tidak ada pengiriman ke luar daerah,” kilahnya.
Salah satu langkah pemerintah menekan kenaikan harga beras dengan mengeluarkan program SPHP dan cadangan pangan pemerintah. Cadangan pangan akan disalurkan khusus bagi masyarakat tidak mampu guna menstabilkan harga beras di pasaran. Bulog diketahui akan mendistribusikan 360 ribu ton beras selama tiga bulan. Terpenuhinya kebutuhan beras masyarakat tidak mungkin pedagang memainkan harga. “Besok Senin (hari ini, red) secara resmi disalurkan kepada masyarakat,” terangnya.
Manager Operasional Bulog Kantor Wilayah NTB, Budiawan Susanto menyebutkan, ketersediaan beras di NTB masih aman. Cadangan beras di gudang Bulog mencapai 35 ribu ton dan diperkirakan mampu bertahan sampai musim panen berikutnya.
Kenaikan harga beras juga menjadi perhatian pemerintah. Bulog, kata Budi diminta oleh pemerintah pusat menyalurkan program cadangan pangan tahap II selama tiga bulan. “Program cadangan pangan sebenarnya sampai tahap I saja, karena ada lonjakan harga kita diminta menyalurkan kembali untuk tahap II,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga diminta menyalurkan beras ke pasar tradisional seperti Pasar Kebon Roek, Mandalika, Pagesangan, dan Pasar Sindu. Bulog menyalurkan 70-100 ton di seluruh wilayah NTB. “Pokoknya 20-30 ton per hari kita salurkan,” sebutnya.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan, ketersediaan pasokan untuk beras medium di pasar relatif aman.
Kenaikan beras premium dijual Rp13.000 per kilogram. Jika dibandingkan dengan hsrga eceran tertinggi yang dipatok pemerintah mencapai Rp13.900 per kilogram.
Sementara, beras jenis medium mulai 1 September 2023 mulai naik Rp10.900. “Memang terjadi kenaikan sejak 1 September,” terangnya.
Pemicu kenaikan harga beras yaitu faktor cuaca, sehingga produksi petani berkurang. Produksi berkurang akhirnya tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Namun demikian, pemerintah berupaya menekan harga pasar melalui operasi pasar.
Nida mengingatkan masyarakat tidak panik memenuhi kebutuhan sehari-hari supaya tidak menimbulkan kegaduhan. (cem)