Bima (Suara NTB) – Panggung Festival Bima Ramah (FBR) II tahun 2023 tiba-tiba ambruk pada Sabtu, 16 September 2023 . Diduga robohnya panggung festival yang dipusatkan di Taman Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima itu, karena kelebihan beban (kapasitas).
Informasi yang diperoleh Suara NTB, kejadian tersebut membuat sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima terluka dan harus mendapat perawatan di RSUD Bima. Bahkan ada yang menjalani operasi.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima, Masykur MT, mengakui hal itu. Hanya saja, Ia tidak mengetahui persis kronologi kejadiannya. Pasalnya saat itu, berada cukup jauh dari tempat kejadian perkara (TKP). “Ada memang. Mungkin kelebihan beban,” ujarnya.
Ia mengaku panggung tersebut digunakan untuk lomba marawis. Namun setelah lomba, banyak yang naik ke atas panggung untuk melakukan swafoto. Meski panggung ambruk, pelaksanaan lomba terus berjalan. “Lomba tetap berjalan. Peserta yang mengikuti lomba marawis tampil di bawah panggung,” ujarnya.
Melengkapi data, Festival Bima Ramah (FBR) merupakan agenda rutin Pemkab Bima melalui Dekranasda setiap tahun di taman Panda. Tahun ini, kegiatan bertajuk Bima RAMAH dalam balutan tenun itu, dimeriahkan berbagai acara seperti Bima street, fashion show, bazar UMKM, lomba bakar ikan dan lomba marawis.
Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri SE, M.IP berharap kegiatan tersebut tetap berkelanjutan. Pasalnya kegiatan tersebut memberikan dampak positif seperti untuk melestarikan budaya dan memperkenalkan hasil tenunan lokal Bima.
“Serta memajukan UMKM tradisional khususnya tenun Bima. Semoga tahun depan, kegiatannya lebih inovatif lagi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Bupati mengingatkan OPD teknis terkait, untuk menangani persoalan taman Panda agar semakin bagus. Pasalnya Panda sudah menjadi ikon dan salah satu desa wisata di Kabupaten Bima.
“Harapan saya, pelihara taman panda ini, jaga keindahannya. Tolong perhatikan lampu-lampu. Ini penting. Taman Panda sudah menjadi ikon Kabupaten Bima,” harapnya.
Ia mengaku, di sekitar taman Panda juga terdapat gelanggang olahraga (GOR). Di tempat tersebut bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh atlet berbagai cabang olahraga, kecuali sepak bola. Khusus untuk pelajar bisa digratiskan. Sedangkan bagi kalangan umum tetap dikenakan biaya.
“Seluruh pelajar yang ada di Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu bisa menggunakan GOR Panda dengan leluasa tanpa dipungut biaya,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Bupati Bima, Drs. Dahlan M. Noer M.Pd. Ia mengaku Festival Bima Ramah yang digelar sangat bermakna, karena tujuannya melestarikan budaya-budaya Bima dan meningkatkan para pelaku UMKM.
“Kita harapkan kegiatan ini tetap berkelanjutan. Selain dari Kabupaten Bima, pesertanya juga dari Kota Bima dan Kabupaten Dompu,” kayaknya
Dari kegiatan itu, Dahlan juga berharap meningkatkan jalinan kerjasama yang baik antara tiga Pemerintah Daerah (Dompu, Bima dan Kota Bima). Mengingat tiga daerah tersebut merupakan satu rumpun yang sama.
“Saya berharap kerjasama ini perlu ditindaklanjuti. Bima, Dompu dan Kota Bima tidak jauh beda dalam hal soal budaya dan adat istiadat,” harapnya. (uki)