Giri Menang (Suara NTB) – Deputi Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengunjugi Kuripan, Lombok Barat (Lobar), Jumat, 15 September 2023. Deputi di dampingi jajaran BKKBN provinsi dan Sekdis DP2KBP3A Lobar, berkunjung ke SMPN 2 Kuripan dan Desa Kuripan.
Di Desa Kuripan, Deputi melihat program kampung KB dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang dikembangkan di desa setempat.
Rombongan tiba di kantor Desa Kuripan diterima Kepala Desa Kuripan, Hasbi, Perwakilan BKKBN Provinsi NTB dari Sekdis DP2KBP3A Lobar, Hj Erni Suryana. Deputi juga menyempatkan diri melihat aktivitas pemberian sosialisasi dan kegiatan Dashat yang sedang berjalan di kantor Desa.
Kades Kuripan, Hasbi mengawali sambutan dengan beberapa pantun selamat datang yang membuat suasana menjadi hidup. Dalam uraiannya, Kades Hasbi menyampaikan penanganan kasus stunting di desanya yang berhasil ditekan cukup signifikan.
Disampaikan Hasbi, dulunya Desa Kuripan zona merah kasus stunting dengan 290 (tahun 2020). Begitu dirinya menjadi Kades, kasus stunting bisa diturunkan. Pada tahun 2021 pihaknya bisa menekan stunting menjadi 204. ‘’Tak puas sampai di situ, tahun 2022 kami bisa tekan menjadi 144, dan tahun 2023 penimbangan bulan Februari stunting ditekan lagi 118 kasus atau sekitar 14 persen,” jelas dia. Selama beberapa tahun, pihaknya menekan hampir lebih dari 50 persen.
Keberhasilan menurunkan stunting ini menjadi konsen pihaknya, dengan menggelontorkan dana desa (DD) untuk penanganan kesehatan Rp400 juta per tahun, dan di antaranya Rp50 juta untuk pemberian makanan tambahan (PMT).
Di desanya terdapat tiga kampung KB yang juga berperan dalam penanganan stunting. Ditambah lagi pihaknya melaksanakan program Dashat sejak enam bulan lalu melalui pemberian PMT dan lainnya. “Ini juga untuk penanganan stunting,” ujarnya.
Penurunan stunting juga berkat dukungan petugas pendamping KB, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di desa setempat. Kemudian, unsur pemdes dan jajarannya serta OPD. “Kami berterima kasih dukungan kader, penyuluh,” ujarnya.
Pihaknya optimis bisa mencapai di bawah satu digit penurunan stunting. “Kita optimis bisa mencapai 11-10 persen, Insya Allah dengan tren penurunan saat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris DP2KBP3A Lobar, Hj Erni Suryana menyampaikan bahwa penurunan stunting di desa Kuripan termasuk signifikan. “Ini berkat dari Pemdes, penyuluh, Kader PKB, dan semua Unsur,” imbuhnya. Pihaknya berharap agar program BKKBN lebih banyak ke Lobar untuk kampung KB, Dashat dan lainnya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI menyampaikan kedatangannya ke Lobar untuk mengunjungi SMPN 2 Kuripan yang berhasil keluar sebagai juara nasional Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) tingkat SMP.
Setelah dari SMPN 3 Kuripan selanjutnya pihak datang ke Desa Kuripan untuk melihat kegiatan Kampung Keluarga Berkualitas ( Kampung KB).
Di Desa Kuripan, Bonivasius mengatakan, di Desa Kuripan ini memiliki program Dashat yang sudah berjalan cukup panjang, di mana sudah digelar selama enam kali, sedangkan di desa-desa yang lain program Dashat hanya berjalan sekali pada saat launching setelah itu tidak ada lagi kegiatan. “Ini luar biasa program Dashat di Desa Kuripan, sudah berjalan sampai enam kali, ” katanya.
Sedangkan di daerah lain tidak bisa jalan, kondisi ini menjadi kendala yang dihadapi, karena program Dashat ada hanya ketika ada datang kunjungan pejabat. “Ini kendala kita, program Dashat ada saat ada pejabat saja. Berbeda di Desa Kuripan yang sudah berjalan enam kali,” tegasnya. Sehingga pihak BKKBN sangat tertarik untuk datang ke Desa Kuripan untuk memberikan semangat agar tetap konsisten melaksanakan program ini, karena kampung KB di Lombok Barat baru ada sekitar 50 persen, jadi masih banyak yang belum. (her)
