Praya (Suara NTB) – Latihan Penanganan Keadaan Darurat (PKD) yang ke 112, Kamis, 14 September 2023 digelar di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). Seluruh elemen penanganan insiden kebandarudaraan diuji dalam latihan yang melibatkan sebanyak 532 personel dari berbagai unsur tersebut. Mulai dari kesiapan personel, peralatan penunjang serta fasilitas bandara.
Jalannya latihan secara umum berlangsung sukses. Seluruh jenis latihan, mulai dari penanganan kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise), penanganan bom dan ancaman keamanan penerbangan (airport security exercise) hingga penanganan kebakaran gedung (fire building exercise) bisa diselesaikan dengan baik. “Ada tiga jenis latihan yang diuji dalam kegiatan kali ini,” terang General Manager PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA), Rahmat Adil Indrawan.
Latihan diawali dengan simulasi penanganan kecelakaan pesawat terbang. Di mana dalam latihan tersebut skenarionya pesawat Tambora Air nomor penerbangan TBR112 jenis Boeing 737-900ER mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di BIZAM, sekitar pukul 11.10 WITA. Pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta tersebut mengangkut 205 penumpang dengan 7 kru pesawat.
Dalam latihan tersebut, personel dituntut kecepatan dan ketepatan dalam penanganan kecelakaan. Terutama terhadap para penumpang dan kru yang jadi korban, baik itu korban meninggal dunia, luka berat maupun luka ringan. “Aspek kesiapan personel, peralatan, dan fasilitas bandara dalam mengantisipasi serta menangani segala bentuk gangguan atau ancaman benar-benar kita uji dalam latihan ini,” terangnya.
Baik itu yang berkaitan dengan keselamatan maupun keamanan penerbangan. Untuk kemudian dilihat kesesuaiannya dengan standar yang diatur dalam Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) maupun Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Programme).
Menurutnya, latihan seperti itu sangat penting artinya. Khususnya dalam meningkatkan kualitas koordinasi dan komunikasi antar elemen terkait. Mengingat, dalam penanganan insiden di bandara itu melibatkan banyak unsur. Tidak hanya unsur yang ada di bandara saja, tapi juga unsur lainnya.
Sehingga melalui latihan tersebut, selain mengasah kemampuan personel dan kesiapan peralatan, sekaligus juga mengasah kemampuan koordinasi dan komunikasi antar elemen terkait. Jadi ketika dihadapkan pada kondisi riil, semua elemen sudah siap menghadapi kondisi yang ada. “Hampir semua unsur terlibat dalam latihan PKD kali ini,” imbuhnya.
Selain dari internal PT. AP I LIA sendiri, terlibat pula unsur TNI AU, Polda NTB, Kodim 1620/Loteng Polres Loteng, Perum LPPNPI hingga pihak maskapai. Ada juga Basarnas NTB, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Loteng, KKP Kelas II Mataram, PMI Loteng, Dinas Kesehatan Loteng, RSUD Praya, serta puskesmas di sekitar bandara. (kir)