Mataram (Suara NTB) – Penanganan sampah menjadi persoalan prioritas yang akan diselesaikan di Kota Mataram. Camat dan lurah sebagai ujung tombak diminta melahirkan program penanganan sampah. Apabila stagnan, akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja camat dan lurah.
Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menyampaikan, rapat terakhir penanganan sampah bersama camat dan lurah difokuskan untuk penyelesaian sampah di Mataram. Sampah menjadi isu prioritas, sehingga diminta camat dan lurah melahirkan program yang bisa menjawab persampahan.
Penanganan sampah tidak hanya tugas kecamatan yang berada di hilir, melainkan juga kewenangan wilayah di hulu. “Di hulu juga dicegat. Jangan menjadi kewenangan kecamatan di bagian hilir saja,” kata Mohan pada Rabu, 13 September 2023.
Camat dan lurah diminta duduk bersama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk mencari pola yang tepat untuk mencegah sampah menumpuk di sungai. Walikota tidak ingin sampah terbuang ke laut dan terlalu lama menumpuk. Oleh karena itu, penanganan sampah harus bersama-sama agar saling meringankan. “Jangan wilayah yang berada di hilir justru jadi alasan tidak menyelesaikan sampah,” terangnya.
Mohan menegaskan, camat dan lurah yang tidak memiliki inovasi dan atau penanganan sampah stagnan akan dievaluasi. “Kalau tidak berhasil penanganan sampah akan saya evaluasi kinerja camat dan lurah,” tegasnya. Menurut Walikota, berbicara bencana tidak hanya berkaitan dengan faktor alam berupa banjir, longsor, dan lain sebagainya. Sesungguhnya sampah ini adalah bencana terbesar yang harus ditangani bersama-sama.
Lurah Tanjung Karang, H. Ahmad Gunawan sebelumnya mengatakan, arahan dari Walikota Mataram H. Mohan Roliskana kepada seluruh camat dan lurah mendekatan musim hujan agar fokus penanganan sampah, terutama dua wilayah yakni Kecamatan Sekarbela dan Kecamatan Ampenan yang berada di daerah hilir dipastikan terjadi penumpukan sampah di sungai. Hal ini harus diantisipasi sudah tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Salah satu saluran yang menjadi fokus adalah di Kelurahan Karang Pule. Pasalnya, saluran itu mulai dari Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) di perempatan Tanah Aji sampai ke Jalan Panji Tilar. Gunawan mengakui, masih rendahnya kesadaran masyarakat sehingga membuang sampah ke saluran.
Salah satu upaya mengantisipasi penumpukan sampah di hilir dengan memasang jaring sampah di masing-masing lingkungan. Disamping itu, inisiasi dari Kecamatan Sekarbela mengadakan lomba di kelurahan yang dilalui oleh saluran tersebut. “Lingkungan yang salurannya bersih akan diberikan hadiah oleh Pak Camat,” tambahnya.
Lomba yang digelar setiap pekan ini,akan melibatkan siswa mulai dari jenjang SD-SMA. Kendati demikian, peran serta masyarakat juga dibutuhkan untuk memberikan edukasi maupun sosialisasi kepada anak-anak. Menurutnya, edukasi pemilahan sampah juga dilakukan kelurahan melalui program sedekah sampah. Sampah plastik dikumpulkan di kecamatan dan diharapkan membangun kesadaran pegawai di kelurahan untuk memilah dan mengolah sampah plastik. “Setiap dua pekan sekali kita kumpulkan di kantor camat. Nanti sampah yang paling banyak mendapatkan doorprize juga,” katanya.
Pemasangan jaring di saluran serta lomba antar lingkungan diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memelihara sungai dan saluran, agar tidak dijadikan tempat membuang sampah. Pemilahan sampah bisa dilakukan dari rumah tangga. (cem)