Giri Menang (Suara NTB) – Harga beras di pasaran wilayah Lombok Barat merangkak naik sejak beberapa waktu terakhir, pada kisaran Rp14-15 ribu untuk beras premium dan Rp11-12 ribu beras untuk medium. Untuk meredam dampak kenaikan harga beras ini, Pemda Lobar melalui Dinas Ketahanan Pangan (Dikpangan) bersama Bulog melaksanakan operasi pasar beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Sebanyak 15 ton beras didrop ke sejumlah pasar di Lobar.
Droping beras SPHP Rabu, 13 September 2023 dilaksanakan salah satunya di Pasar Gerung, dihadiri Asisten II Setda Lobar Rusditah, Kepala Dikpangan Lobar Damayanti Widyaningrum, dan Manager Operasional Kanwil Bulog NTB,Budiwan Susanto. Disela-sela droping beras tersebut, Kepala Dikpangan Lobar mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Bulog untuk droping beras SPHP di beberapa Pasar di Lobar, salah satunya di Pasar Gerung. Di sini terdapat 16 kios mitra Bulog. Masing-masing, kios akan diberikan maksimal 2 ton per Minggu.
“Ini dalam menjaga stabilisasi harga dan pasokan pangan,” jelas dia. Pihaknya sendiri sudah mengecek harga beras di pasar. Harganya naik sehingga dengan adanya beras SPHP ini harga beras akan stabil lagi. Sebab beras ini dijual tidak boleh lebih dari 10.900 per kilogram. Di labelnya juga dicantumkan tidak boleh lebih dari harga ini. Begitupula masing-masing orang diberi jatah, tidak boleh lebih dari dua kemasan. Ia menyebut jumlah pasar yang didrop beras SPHP ini sekitar 12 pasar dengan 28 kios.
Sementara itu Manager Operasional Kanwil Bulog NTB menjelaskan, total beras yang didrop 15 ton pada Rabu, 13 September 2023. “Di Pasar Gerung 10 ton lebih,”sebut dia. Lokasi pasar yang disasar, berada di wilayah Lobar lainnya seperti Narmada. Menurutnya beras SPHP ini sesuai instruksi presiden dalam rangka memenuhi kebutuhan warga dan menjaga stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. Sejauh ini stok beras secara umum masih aman hingga panen nantinya. (her)