PROVINSI NTB terus mengembangkan “health tourism” atau pariwisata kesehatan di daerah ini karena potensinya yang sangat besar. Sebab Lombok dan Sumbawa adalah destinasi wisata nasional, ditambah lagi dengan semakin ramainya event olahraga bertaraf internasional.
Pariwisata Kesehatan bisa diartikan sebagai perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan, atau perjalanan wisata yang memanfaatkan penggunaan layanan medis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB dr. H.Lalu Hamzi Fikri sekaligus Ketua Perhimpunan Kedokteran Wisata Kesehatan Indonesia (Perkedwi) NTB mengatakan, pihaknya terus mendorong fasilitas kesehatan (Faskes) dan klinik kesehatan di daerah ini agar mengembangkan wisata kesehatan.
Ada banyak pilihan untuk melakukan inovasi terkait pariwisata kesehatan, misalnya, wellness tourism. Ini menjadi bagian wisata minat khusus yang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh wisatawan. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah yoga, meditasi, perawatan Spa dan pemanfaatan pengobatan tradisional lainnya.
“Potensi Wellness kita cukup banyak di NTB, pengobatan tradisional, obat herbal, ini termasuk di dalamnya,” kata dr.H.Lalu Hamzi Fikri kepada Suara NTB, Selasa, 12 September 2023.
Wisata kesehatan memiliki peluang yang sangat besar, jika jeli ditangkap oleh faskes-faskes di NTB. Menurutnya, wellness berkaitan dengan wisata healing atau penyembuhan yang belakangan ini menjadi salah satu konsep wisata, yang semakin diminati masyarakat, terlebih lagi adanya peningkatan tren gaya hidup sehat.
Ia mengatakan, ketika mengunjungi suatu destinasi wisata, ada saja wisatawan yang memiliki tujuan berbeda. Tidak hanya sebatas menikmati destinasi, atraksi atau mencicipi kuliner di daerah tersebut, namun mereka juga ingin mendapatkan pengalaman yang mengakomodasi kebutuhan healing tersebut, bisa melalui Spa, meditasi, yoga, dan lainnya.
“Kami mendorong teman-teman di faskes untuk lebih mengembangkan diri, karena saya lihat potensinya ini luar biasa,” kata Fikri.
Termasuk juga wisata Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE), yang mendominasi model pariwasata di Kota Mataram bisa dikombinasikan dengan wisata kesehatan. “Hotel-hotel di sini juga bisa berinovasi dengan melakukan wisata kesehatan tadi,” tambahnya.
Untuk pengembangannya, Dikes NTB berencana akan berkolaborasi dengan industri atau pelaku pariwisata. Kedepannya, pelaku pariwisata misalnya travel agent, dapat memasukkan kegiatan wisata kesehatan dalam item paket wisatanya, atau penginapan bisa menyediakan paket wisata, yang diakhiri dengan kunjungan layanan kesehatan tertentu di daerah tersebut.
“Ada paket wisata yang dikombinasikan dengan paket wisata kesehatannya, dan ini sangat memungkinkan,” imbuh Fikri.
Perkedwi secara umum mengembangkan konsep kedokteran wisata kesehatan ke dalam sejumlah pilar yang terdiri dari wisata medis, wisata kebugaran, estetika, anti penuaan dan herbal tersertifikasi, wisata ilmiah kedokteran, wisata olahraga yang mendukung kesehatan, dan dukungan sektor kesehatan di destinasi prioritas dan super prioritas.
Fikri mengatakan, Perkedwi NTB juga akan mengembangkan flatform digitalisasi layanan kesehatan. Sebab hal ini akan memudahkan akses informasi bagi wisatawan yang datang ke NTB. Mereka akan mendapatkan informasi layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masing-masing wisatawan.(ris)