Giri Menang (Suara NTB) – Wilayah yang mengalami krisis air akibat kekeringan di Lombok Barat (Lobar) meluas hingga 18 desa, tambahan dua desa di wilayah Kecamatan Lingsar. Kondisi krisis ini air ini dikhawatirkan rawan menimbulkan konflik sosial lantaran gesekan warga yang butuh air bersih. Hal inipun diantisipasi oleh Pemda melalui OPD dan instansi terkait dengan turun menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat.
Karena itu, semua OPD pun harus turun tangani bahu-membahu, tidak saja oleh OPD teknis bidang terkait. Kepala Dinas Sosial Lalu Martajaya mengatakan, krisis air ini rawan menyebabkan konflik sosial di bawah. “Rawan (krisis air) menyebabkan gesekan di masyarakat, karena semua butuh air. Tapi sejauh ini belum ada terjadi (gesekan),” terangnya, Senin ,11 September 2023.
Langkah yang dilakukan mengantisipasi gesekan tersebut, semua OPD harus cepat merespon kebutuhan warga. “Supaya tidak berkembang menjadi gesekan, ini yang berat,” ujarnya.
Menurutnya, penanganan pun intensif dilakukan. Sesuai hasil rapat yang diadakan intensif oleh Pemda dalam hal ini BPBD, Damkar, Dinsos, Kepolisian, PDAM, PMI, dan instansi terkait. Yang intinya, semua OPD dan instansi harus cepat mengintervensi warga yang butuh penanganan air bersih. Pihaknya bersama OPD lain dan instansi terkait pun sudah turun mendistribusikan air bersih. “Kita bergerak cepat turun mendistribusikan air bersih,” jelas dia.
Dalam penanganan ini, pihaknya berkoordinasi dan kerjasama dengan pihak aparat kepolisian, TNI dan instansi terkait. Selain itu, pihak kecamatan juga turun bergerak menyalurkan air bersih menggunakan sarana prasarana yang ada. Seperti yang dilakukan oleh kecamatan Batulayar, menyalurkan air bersih menggunakan kendaraan dinas dan jeriken.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lobar Syahrudin mengatakan desa terdampak kekeringan kian meluas. “Hingga saat ini terdapat 18 desa terdampak krisis air, setelah Desa Duman dan Desa Persiapan Punikan Kecamatan Lingsar mengajukan bantuan air bersih ke BPBD. Karena itu, semua OPD diharapkan terjun membantu instansi teknis seperti BPBD dalam droping bantuan air bersih ke warga terdampak,” tegasnya.
Diakuinya, hampir sebagian wilayah di 6 kecamatan di Lobar dilanda kekeringan dan penanganannya pun jangka pendek, yakni droping air oleh instansi yang memiliki kendaraan tangki air. Menurutnya, harus dilakukan program jangka panjang yang didukung oleh potensi sarana prasarana dan sumber daya yang ada. Sebab jika tidak ditangani jangka panjang maka tiap tahun dilanda krisis air. (her)