Sempat Naik Hingga 70 Persen, Harga Garam Bima Kembali Anjlok

Bima (Suara NTB) – Harga garam Bima kembali anjlok. Padahal sebelumnya, sempat naik hingga mencapai 70 persen. Produksi atau stok yang melimpah menjadi salah satu penyebabnya. Kondisi tersebut mempengaruhi harga di tingkat pasar.

“Sekarang harga garam Bima turun, karena stoknya memang banyak. Bisa dibilang hukum pasar,” ujar Kabid Pemberdayaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima, Ir. H. Ali Mahdi.

Ia menyebutkan, harga beli garam langsung di lokasi, hanya berkisar antara Rp40.000 sampai dengan Rp45.000 per karung. Begitupun dengan harga pembelian yang dilakukan oleh perusahaan, turun hingga ke angka Rp600 sampai dengan Rp800 per kilogram.

“Harga per karung antara Rp40 ribu sampai Rp45 ribu. Sedangkan hitungan kilogram, harganya Rp600-800,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut Ali Mahdi, harga garam Bima yang dipasok atau dikirim ke luar daerah, masih relatif stabil. Menurut dia, harga garam di Provinsi NTT seperti Flores, Ende dan Manggarai mencapai Rp200.000 per karung.

“Begitupun di wilayah Sulawesi Selatan, harganya masih stabil yakni berkisar Rp180.000 per karung,” ujarnya.

Ia mengaku Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui DKP tetap memantau tingkat produksi, stok, hingga perkembangan harga garam di tingkat pasar. Karena kendala yang dihadapi saat musim kemarau ini, produksi garam cukup melimpah, sedangkan harganya turun.

“Harga garam anjlok memang kondisinya. Karena produksi cukup melimpah,” ujarnya.

Sebelumnya, pada bulan Juli lalu, harga garam lokal Bima tak lagi terjun bebas seperti tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya saat ini, harga penjualannya terus naik atau mengalami peningkatan hingga mencapai 70 persen.

Kabid Pemberdayaan DKP Kabupaten Bima, Ir. H. Ali Mahdi mengatakan musim ini, harga garam yang diproduksi sejumlah kelompok usaha garam (pugar) di Kecamatan Woha, Bolo, dan Lambu telah naik tiga kali lipat.

“Jika dibandingkan pada tahun- tahun sebelumnya, harga jual garam Bima meningkat 70 persen,” katanya, pada bulan Juli lalu.

Lebih lanjut Ia mengaku, sebelumnya para petani menjual harga garam hanya berkisar antara Rp9.000 sampai dengan Rp12.000 per karung. Namun sekarang kondisinya berbeda, harga jualnya bisa menembus Rp280.000 bahkan sampai Rp380.000 per karung.

“Harga jualnya naik tergantung kondisi garam dan faktor cuaca (hujan), bisa Rp280.000, bisa Rp300.000 atau bisa Rp380.000 per karung,” ujarnya.

Ia mengaku harga tersebut berlaku di wilayah Kabupaten Bima saja. Jika dijual atau dikirim ke luar daerah seperti di wilayah Lombok dan beberapa daerah di Provinsi NTT, harganya bisa melambung hingga mencapai Rp500.000 per karung.

“Kalau dijual di luar daerah tambah naik lagi. Di dalam daerah saja, harga garam meningkat,” ujarnya.

Ali Mahdi berharap harga jual garam tetap stabil. Meski demikian, pihaknya juga akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi hingga Pusat agar garam lokal Bima ditetapkan dalam harga pokok penjualan (HPP).

“Kita juga terus memikirkan dan mencari solusi agar garam lokal bisa dipasarkan secara nasional dengan harga yang menguntungkan petani,” pungkasnya. (uki)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Latest Posts

ASEAN PR Nobatkan BRI Sebagai ‘Best Government Public Relations in Indonesia’, Buah Kehumasan Yang Efektif

Jakarta (suarantb.com)– Komunikasi yang efektif menjadi salah satu tolok...

Bukan Hanya untuk Beribadah, Ini Manfaat Sarung Gajah Duduk Dalam Keseharian

Mataram (Suara NTB) - Sarung adalah kain lebar yang...

Dipimpin Kaesang Pangarep, PSI NTB Optimis Target Pemenangan Pileg 2024 Tercapai

Mataram (Suara NTB) – DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI)...

Swiss-Belhotel International Memikat Pasar Indonesia Timur dengan Rebranding Swiss-Belcourt Lombok

Praya (Suara NTB) – Swiss-Belhotel International dengan bangga memperkenalkan...

ARTKEL ACAK

Pamitan ke Jajaran OPD dan Warga, Bupati Lobar Minta Dukung Wabup Lanjutkan Program Pembangunan

0
Giri Menang (Suara NTB) - Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid mulai turun ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan warga masyarakat untuk pamitan....

Jelang Masa Kampanye, KPID NTB Awasi Siaran Televisi Lokal

0
Mataram (Suara NTB) – Jelang memasuki masa kampanye Pemilu 2024, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB mengimbau stasiun televisi lokal untuk tetap menjaga netralitas....

KPU Batal Gunakan Model Dua Panel Perhitungan Suara Pemilu 2024

0
Mataram (Suara NTB) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dipastikan tidak jadi menerapkan model dua panel penghitungan suara pada Pemilu 2024 setelah melakukan rapat...

Kolom