Kota Bima (Suara NTB) – Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi SE mengumpulkan istri para Ketua RT dan RW se-Kota Bima, menjelang masa akhir jabatannya yang tinggal hitungan hari, atau tepatnya 26 September 2023 mendatang.
Walikota mengumpulkan istri-istri Ketua RT dan RW, dengan jumlah 841 orang tersebut dalam agenda silaturrahmi di Pendopo atau Kediaman Walikota yang berada di Kelurahan Rabadompu Barat, Rabu, 6 September 2023.
Ia mengaku sengaja mengundang istri Ketua RT dan RW, karena selama ini hanya mengundang Ketua RT dan RW. Hal itu, kerap memunculkan dan menjadi pertanyaan besar kenapa selama ini yang diundang hanya Ketua RT dan RW, bukan juga istrinya.
“Ternyata variabelnya tidak boleh dipisahkan, Ketua RT dan RW bersama istri merupakan satu kesatuan, karena fungsi istri adalah mengingatkan,” ujarnya.
Lutfi mengatakan mengundang istri-istri Ketua RT dan RW, karena menginginkan Kota Bima bersih. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bima telah membeli mobil penyapu jalan hingga berbagai macam peralatan untuk kebersihan.
“Kita ingin sampaikan sebagian besar penyumbang sampah yakni berasal dari sampah rumah tangga,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Politisi Golkar ini memuji kiprah dan peran kaum perempuan khususnya istri-istri Ketua RT dan RW di Kota Bima. Baginya tanpa dukungan perempuan, suatu daerah tidak mungkin bisa maju.
“Selain peran para Ketua RT dan RW, para istri RT dan RW berperan penting dalam memajukan daerah,” ujarnya.
Ia mengklaim Kota Bima saat ini telah diletakkan pondasi yang begitu kuat yakni sebagai kota pintar. Semua pelayanan kepada masyarakat sudah berbasis digitalisasi. Bahkan semua akses berbasis digital sudah berada ditengah-tengah masyarakat.
“Tidak ada lagi yang tertinggal di dalam pelayanan di tengah-tengah masyarakat, karena setiap rumah RW sudah dipasang wi-fi gratis,” katanya.
Selain itu, Lutfi mengaku Pemkot Bima sudah menyiapkan alat masak yang akan dibagikan bagi seluruh RW se Kota Bima. Dengan adanya alat itu, Ibu-ibu RW tidak perlu lagi meminjam ataupun menyewa pada saat acara sosial kemasyarakatan di wilayah masing-masing.
“Sekarang warga tidak perlu lagi pinjam dan sewa alat masak. Kalau acara rame-rame, tinggal pinjam ke Ketua RW saja,” ujarnya.
Pada perayaan 4 tahun kepemimpinannya, tahun lalu, Lutfi menegaskan bahwa sejak awal, ia telah berkomitmen untuk melayani masyarakat yang dipimpinnya. “Tugas dan tanggungjawab saya sebagai Walikota Bima adalah membangun dan melayani masyarakat, bukan dilayani oleh masyarakat,” ungkapnya.
“Kita terus menata diri agar Kota Bima dan masyarakat berada pada posisi setara dengan Kota-Kota lainya di Indonesia yang lebih dahulu maju serta berkembang. Saya hadir sebagai Wali Kota Bima semata-mata untuk mengabdi. Apa yang telah kita torehkan itu, sesungguhnya tidak ada kata puas dan sesungguhnya pengabdian nyata untuk Kota Bima beserta masyarakatnya tak boleh berhenti,” tegas Lutfi, seperti dikutip dari laman resmi Pemerinta Kota Bima.
Berbagai prestasi di bidang pembangunan baik fisik maupun non fisik yang dilakukannya dalam kaitan itu, diakuinya tak pernah lepas dari kekuatan sinergitasnya bersama DPRD Kota Bima serta tumbuhnya kesadaran partisipatif dari berbagai elemen masyarakat Kota Bima pula. Sejak terjadinya bencana Covid-19 melanda Negeri ini (Indonesia) dan hingga kini belum juga usai, namun Kota Bima tercatat sebagai salah satu Daerah di Indonesia yang masih bisa membangun.
“Sejak saat itu hingga kini kita masih dihadapkan dengan beragam krisis. Namun setiap pemimpin harus kaya dengan ide dan gagasan serta terobosan,” imbuhnya.
Kendati dihadapkan beragam krisis termasuk soal Covid-19, namun di Kota Bima masih bisa membangun. Untuk menjawab hal itu, tentu saja butuh sinergitas yang kuat. Salah satunya saya perkuat intensitas kordinasi, komunikasi, dan konsultasi dengan Kementerian-Kementerian terkait di Jakarta.
“Insya Allah di sisa 1 tahun Kepemimpinan ini, saya manfaatkan untuk membuktikan pengabdian nyata untuk daerah dan masyarakat Kota Bima tercinta,” pungkasnya. (uki)