Mataram (Suara NTB) – Aspek kesehatan lingkungan menjadi hal yang dikedepankan dalam operasional Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat. Salah satunya pengelolaan air lindi yang semakin mendapat perhatian.
Air lindi sendiri adalah cairan dari sampah yang mengandung unsur-unsur terlarut dan tersuspensi sehingga berpotensi mencemari lingkungan yang dihasilkan oleh timbunan sampah. Karena itulah UPTD TPAR Kebon Kongok menggunakan mesin pemurni air lindi di Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) yang baru.
Kepala UPTD TPAR Kebon Kongok Dinas LHK NTB Radyus Ramli Hindarman mengatakan, untuk menjaga lingkungan, selain mengelola air lindi, operasional landfill juga kini sudah diubah. Jika sebelumnya dengan sistem konvensional, kini dengan sanitary Sanitary Landfill.
“Sanitary Landfill itu adalah sistem pengelolaannya yaitu sampah dibuang dan ditumpuk di lokasi yang cekung, kemudian dipadatkan dan ditimbun menggunakan tanah, yang dibantu dengan alat berat. Itu yang kita terapkan di landfill baru ini, ujar Radyus Ramli kepada Suara NTB kemarin.
Penerapan sistem ini memiliki sejumlah alasan. Ia menyebut, fungsinya untuk mencegah sekaligus sebagai upaya mengurangi aroma sampah. Mengurangi pencemaran udara akibat residu yang tertiup oleh angin, karena sampah ditimbun menggunakan tanah. Sistem ini juga untuk mencegah dan mengurangi potensi kebakaran.
Kemudian yang tak kalah penting, sistem baru ini untuk mengurangi produksi air lindi. Mengapa bisa mengurangi produksi air lindi? Karena nanti di layer kedua dan ketiga, lindi ini sebelum menyentuh dasar landfill, pasti cairan ini akan menjenuhi dulu lapisan-lapisan tanah, setelahnya air akan netes ke bawah, terangnya.
Di samping itu, landfill baru TPAR Kebon Kongok pada area dasarnya dan dindingnya dilengkapi teknologi geomembrane. Ini merupakan lapisan kedap air. Pemerintah menggunakan cara tersebut untuk menghindari sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan termasuk air, tanah dan udara.
Setelah lindi terhimpun di lapisan dasar itu, terkumpul semuanya dan pressure-nya cukup, maka air itu akan mengalir pada IPL yang baru itu, kata Radyus.
Ia mengatakan, IPL 2 juga telah dilengkapi teknologi yang dapat mengolah air lindi agar lebih ramah lingkungan. Saat ini, Dinas LHK NTB telah menguji alat yang terpasang di IPL 2, menggunakan sampel dari lindi kolam 7 landfill lama TPAR Kebon Kongok.
Sebelumnya, Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, Pemprov NTB terus melaksanakan berbagai program guna menangani masalah sampah di TPAR Kebon Kongok. Nantinya lokasi tersebut akan menjadi taman yang indah, dan dapat digunakan sebagai tempat rekreasi masyarakat.
“Nanti ke depan, Insya Allah dengan kerja sama masyarakat dan pemerintah, Kebon Kongok akan menjadi taman yang bisa dijadikan tempat rekreasi, jelasnya. (ris)