Giri Menang (Suara NTB) – Ribuan warga di Kecamatan Batulayar menjadi langganan kekeringan. Tiap tahun, sekitar 3.000 jiwa krisis air di saat musim kemarau. Lebih-lebih seperti sekarang, musim kemarau panjang menyebabkan warga susah mendapat air. Kalaupun mau mengambil air, mereka harus menempuh hingga 7 kilometer. Warga berharap langkah solusi konkret dari Pemda untuk mengatasi persoalan kekeringan di daerah ini.
Seperti dialami 410 jiwa warga Dusun Apit Aik Desa Persiapan Penanggak Kecamatan Batulayar. Sejak beberapa bulan mereka mengalami krisis air bersih. “Sejak beberapa bulan kita alami krisis bersih, kalau mau ambil air ke vila milik pengusaha yang jaraknya 7 kilometer,” jelas Murki, Kadus Apit Aik, Kamis, 7 September 2023.
Menurutnya, ada sumur bor berjarak 1 kilometer itupun jalurnya jelek dan debet airnya tidak besar, sehingga warga harus antre lama. Warga berangkat ambil air pagi-pagi, siang hari baru bisa pulang bawa Air. Itupun hanya cukup bertahan 1-2 har untuk minum saja. Sedangkan kebutuhan lain seperti mencuci tidak bisa, sehingga warga pun mencuci sekali seminggu. “Mandi juga jarang, karena kita pakai untuk konsumsi saja,” ujarnya.
Kondisi seperti ini dialami sejak lama, bahkan ia tak bisa menghitung persis berapa puluh tahun warganya mengalami krisis air. “Lebih puluhan tahun kami alami (krisis air),” imbuhnya.
Menurutnya ironis kawasan wisata tersebut dilanda krisis air sepanjang tahun, sehingga warga berharap penanganan serius dari pemerintah.
Sementara Kades Batulayar Masnun mengatakan, dari 10 dusun yang ada terdapat empat dusun di wilayahnya terkena krisis air . Namun tak menutup kemungkinan meluas ke dusun lain, jika kondisi kemarau panjang terjadi. Empat dusun ini terdapat hampir 1.500 jiwa. “Tiap tahun di empat dusun ini selalu langganan kekeringan,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air warga mengambil ke daerah dataran rendah berjarak 7 kilometer. Harapannya ke depannya, pemerintah bisa menyelesaikan persoalan kekeringan di wilayahnya. Pihaknya meminta bantuan mesin pompa air dan perpipaan. “Karena kebetulan ada sumur bor jaraknya sekitar 1 kilometer, itu bisa disalurkan pakai mesin pipa dan perpipaan,” ujarnya.
Kalak BPBD Lobar Syahrudin bersama Camat Batulayar Afgan Kusumanegara, terjun mendistribusikan air bersih ke warga setempat. Air dibawa menggunakan kendaraan dinas, ambulans dan kendaraan pribadi. “Kita pakai mobil dinas untuk angkut air ke warga di daratan tinggi,” kata dia.
Pihaknya terjun mendroping air menggunakan randis untuk membantu pihak kecamatan yang sudah beberapa hari terakhir turun membagikan air menggunakan kendaraan pribadi, randis dan ambulans. “Kami merasa terpanggil untuk terjun membantu droping air,”ujarnya.
Di wilayah Batulayar saja terdapat tujuh dusun di tiga desa terdampak kekeringan. Khusus di Penanggak, terdapat empat dusun yakni Apit Aik, Paok Lombok, Penanggak Barat dan Timur. Terkait penanganan di kawasan itu memang butuh perpipaan untuk mengalirkan air dari SPAM di Pusuk yang berjarak sekitar 3-4 kilometer. “Itu sudah kami sampaikan ke Dinas PU, agar diprioritaskan pemandangan,”Imbuhnya.
Pihaknya menyayangkan dari pihak Pemprov NTB dan pusat yang menjadikan kawasan Senggigi sebagai kawasan strategis dan daerah super prioritas, namun perhatian terkait penanganan kekeringan di kawasan itu sangat minim sekali. (her)