Mataram (Suara NTB) – Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) melaksanakan Baitul Arqam dan Prajabatan Dosen Tetap Persyarikatan dengan mengikutsertakan 112 peserta yang terdiri dari 46 peserta Prajabatan dan 56 peserta Baitul Arqam. Baitul Arqam tahun 2023 ini berlangsung pada 6–8 September 2023 di Jayakarta Hotel Senggigi Lombok.
Ketua LP3IK, Ustad M. Anugrah Arifin, M.Pd.I., menyampaikan dalam sambutannya bahwa seluruh peserta akan dibekali pemahaman agama yang berlandaskan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan untuk meningkatkan kinerja dan semangat kemuhammadiyahan. Ia menambahkan, nantinya seluruh peserta akan diarahkan menjadi kader-kader Muhammadiyah.
Saat membuka secara resmi kegiatan ini, Rektor Ummat, Drs. Abdul Wahab, MA., menegaskan bahwa Baitul Arqam sangat penting untuk membangkitkan semangat kemuhammadiyahan seluruh sivitas akademika Ummat. Menurutnya, Muhammadiyah tidak jemu untuk terus melakukan pengkaderan sebaik-baiknya, sehingga generasi Muhammadiyah khususnya Ummat selalu hidup dan teregenerasi sesuai landasan kemuhammadiyahan.
“Muhammadiyah itu organisasi yang terbuka. Kadernya bisa dari mana saja. Pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan bekerja sama dengan siapa saja. Muhammadiyah berdakwah ke semua lini,” tegasnya.
Penegasan tersebut dimaksudkan agar seluruh peserta Baitul Arqam memahami keterbukaan Muhammadiyah untuk kebermanfaatan umat. Selain itu, Rektor juga menyampaikan kepedulian besar Muhammadiyah terhadap pendidikan dan sosial. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah dan rumah sakit yang didirikan Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Rektor, penting sekali peserta Baitul Arqam memahami dan membangkitkan semangat kemuhammadiyahan.
Pembukaan Baitul Arqam kali ini turut dihadiri oleh Ketua BPH Ummat, Drs. H. Gulam Abbas, M.Si., dan Ketua MPK SDI PP Muhammadiyah, Dr. Iman Sumarlan, MH.
Serangkaian pembekalan berisi materi Kemuhammadiyahan diberikan kepada seluruh peserta di antaranya peran tauhid dalam kehidupan, pengelolaan amal usaha Muhammadiyah, ibadah sesuai tarjih, metode pemahaman agama, perguruan tinggi Muhammadiyah sebagai media dakwah dan kaderisasi, kebijakan penerapan kampus Islami, serta kepemimpinan dan komunikasi.
Pembekalan peserta tidak lepas dari pemahaman dan penerapan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah sebagaimana disahkan pada Muktamar Muhammadiyah ke 44 tahun 2000. (ron)