Mataram (Suara NTB) – Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana terlihat gerah dan memanggil Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, M. Nazaruddin Fikri dan Camat Ampenan, Muzakir Walad perihal tidak terurus dan rusaknya fasilitas Taman Tobako, di Lingkungan Sukaraja Perluasan, Kelurahan Ampenan Tengah. Bantuan dari pemerintah pusat menjadi tanggungjawab daerah dan diperintahkan untuk segera diperbaiki. “Tadi saya sudah panggil Kadisnya dan Camat Ampenan untuk segera diperbaiki dan ganti yang rusak-rusak,” kata Walikota dikonfirmasi, Rabu, 6 September 2023.
Taman Tobako merupakan proyek pemerintah pusat yang satu kesatuan dengan penataan kawasan pinggiran Kali Jangkok di tahun 2019 lalu. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menata kawasan Sungai Jangkok sepanjang 3,4 kilometer. Proyek pemerintah pusat ini menghabiskan anggaran mencapai Rp9,1 miliar lebih.
Walikota tidak menampik kawasan pinggir Sungai Jangkok adalah salah satu program Kotaku. Kementerian PUPR melalui Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman menata sepanjang Sungai Jangkok. Proyek pemerintah pusat ini kemudian diserahkan pengelolaannya ke Pemkot Mataram dan kini menjadi tanggungjawab daerah.
Beberapa fasilitas yang hilang dan rusak harus segera diperbaiki. Dinas Perkim diminta menganggarkan untuk menata kembali kawasan tersebut. Selain itu, petugas jaga harus ditambah agar tidak kerusakan maupun aksi vandalisme dari masyarakat yang tidak bertanggungjawab. “Sebenarnya beberapa kali diperbaiki, tetapi masih saja hilang,” ujarnya.
Mohan berharap fasilitas yang dibangun oleh pemerintah tentunya membutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga. Fasilitas ini dibangun untuk pemanfaataan ruang publik, edukasi, dan rekreasi sehingga semua kawasan di daerah sungai termanfaatkan. “Makanya saya mau cek kerusakannya lagi nanti,” jawabnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Mataram, M. Nazaruddin Fikri berdalih kawasan di Taman Tobako sebenarnya tetap dijaga dan dibersihkan oleh petugas. Akan tetapi, tidak ada petugas yang siaga pada malam hari. Untuk pemeliharaan kerusakan fasilitas di taman telah dianggarkan Rp100 juta. “Memang tidak di sana saja, tetapi menyebar di beberapa lokasi lainnya,” jawabnya.
Dorongan untuk melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat untuk mengelola kawasan tersebut, Ujang, sapaan akrab Kadis Perkim ini menegaskan, pelibatan pokdarwis sebenarnya bukan satu-satunya solusi, tetapi jika ada usulan dari masyarakat akan didiskusikan kembali.
Camat Ampenan, Muzakir Walad menyampaikan, proyek pemerintah pusat ini adalah salah satu apresiasi yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atas keberhasilan Kecamatan Ampenan mendapatkan juara di tingkat nasional. Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran Rp20 miliar ke Pemkot Mataram pada tahun 2019. Proyek penataan dibagi di dua kawasan yakni, penataan Cakranegara dan pinggir Sungai Jangkok. “Sebenarnya ini hadiah saya waktu juara di tingkat nasional dan pemerintah pusat menata kawasan Sungai Jangkok ini,” terang Muzakir.
Selain penataan jalan di Kelurahan Pejeruk, Kementerian PUPR juga membangun Taman Tobako. Direktorat PKP Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR menyerahkan pengelolaan ke Pemkot Mataram. Muzakir menambahkan, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman sebagai pengelola mempercayai warga setempat untuk merawat dan menjaga fasilitas tersebut.
Selain itu, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) memanfaatkan sebagai ruang edukasi dan bermain. “Sebelum bermain teman-teman pokdarwis meminta anak-anak memungut sampah. Kawasan ini dulunya hidup,” terangnya. (cem)
