Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian kembali melakukan inovasi guna mendukung berkembangnya sektor industri hingga ke desa desa. Setelah mendirikan gallery sebagai etalase produk-produk lokal, Dinas Perindustrian juga medorong salah satu inovasi bertajuk Desanomic atau Desa Industri. Inovasi baru ini akan diluncurkan dalam waktu dekat dengan melibatkan sejumlah stakeholder.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti mengungkapkan, bahwa Desanomics merupakan sebuah terobosan baru yang digagas Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian. Di mana desa yang memiliki potensi ekonomi akan dapat dikembangkan atau dimaksimalkan.
“Desa potensial secara ekonomi akan kita maksimalkan, tentunya diselaraskan juga dengan dunia industri dan pasarnya,” jelas Nuryanti .
Nuryanti menyampaikan, industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi atau pembaharuan. Pemerintah NTB melalui Dinas Perindustrian sudah mulai mengembangkan berbagai terobosan terkait industrialisasi ini.
Desanomics yang diinisiasi ini kata Nuryanti memiliki tujuan utama memaksimalkan potensi satu desa tertentu. ” Jadi desa tidak harus banyak produk tetapi desa harus memiliki satu keunggulan produk untuk dibangun ekosistemnya,” tambah Yanti.
Tidak hanya itu Nuryanti menegaskan, untuk menembus pasar luar dan besar seperti Malaysia dan Singapura diperlukan hilirisasi industri serta keberlanjutan produksi. Dengan kata lain, terlebih dahulu barang mentah diolah menjadi produk semi jadi kemudian dipasarkan secara masif. Untuk mewujudkan semua itu, pihaknya berinisiatif akan memaksimalkan keberadaan masing masing BUMDes untuk selanjutnya didorong bermitra bersama pelaku industri/UMKM guna menyerap produk/komoditi unggulan desa tersebut.
“Jadi memang harus ada rantai panjang agar pendapatan itu merata. Dari masyarakat ke IKM kemudian ke BUMDes, selanjutnya BUMDes ke pasar,” ungkapnya.
Selanjutnya di tahun 2023 ini, setidaknya ada tujuh desa yang didorong untuk menjadi pilot project Desanomics dengan berbagai hasil komoditi sektoral seperti kelautan perikanan, pertanian perkebunan, hingga kerajinan. Ke tujuh desa tersebut yaitu Desa Darmaji, Senggigi, Gapuk, Mamben, Semoyang, Grimax, dan Buwun Sejati. (ris/r)