Mataram (Suara NTB) – Pengamat ekonomi dari Universitas Mataram, Dr. Prayitno Basuki mengingatkan kepada Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) agar mempertimbangkan dengan seksama keinginan perusahaan tambang, PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang ingin membeli Bandara Sekongkang.
Menurutnya, harus dilihat dulu kepentingan dari daerah. Apakah dengan menjual bandara ini memang sangat dibutuhkan, dan mendesak. “Kita lihat dulu kalkulasi, untung ruginya dengan mengoperasikan sendiri, atau dijual. Tidak semudah itu harus menjual,” katanya. Prayitno menambahkan, banyak sisi yang harus dipehitungkan.
Misalnya, dari aspek ekonomi, dari sisi lingkungan, kemudian sisi pertahanan keamanan juga harus dipertimbangkan. Jangan sampai bandara yang dikuasai sendiri oleh swasta kemudian tidak terkontrol lalu lalang orang. “Perlu ada kalkulasi matang. Tidak bisa kita mengambil keputusan cepat. Ndak bisa buru-buru. Harus dilakukan kajian yang komprehensif,” imbuhnya.
Berbeda halnya jika bandara diserahkelolakan kepada negara, atau otoritasnya. Jika akan diserahkan pengelolaannya (dijual) kepada swasta murni, tentu harus ada kajian komprehensif dari multi disiplin. Dr. Prayitno Basuki juga mengatakan, sejauh ini belum ada ceritanya daerah menjual bandaranya ke swasta. Yang banyak dijumpai adalah daerah bekerjasama dengan swasta dalam mengelola bandara atau infrastruktur yang dimilikinya.
“Belum pernah denger ada daerah yang jual bandaranya ke swasta. Kecuali yang dikerjasamakan. Asetnya milik daerah, pengelolaannya swasta. Saya rasa itu lebih menarik kalau bisa dikerjasamakan,” demikian Dr. Prayitno. Informasi terkait tawaran PT. AMNT, perusahaan tambang pengganti PT. Newmont Nusa Tenggara yang beroperasi di Batu Hijau Kabupaten Sumbawa Barat ingin membeli bandara Sekongkang untuk menunjang operasionalnya ini juga tidak mendapat respon positif dari sejumlah pihak.
Salah satu pengusaha NTB juga mengatakan, jika bandara Sekongkang diambil alih oleh AMNT, siapa yang bisa menjamin orang-orang yang keluar masuk ke KSB melalui jalur bandara. Terutama pekerja-pekerja asing. Mengingat, dengan adanya tambang emas Batu Hijau dan pembangunan smelter yang kini tengah berproses, KSB akan menjadi pusat investasi dan peluang kerja dalam jangka panjang. Karena itu, KSB menjadi perhatian dalam dan luar negeri.
Sebelumnya, Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin tak menampik jika PT AMNT berminat untuk mengambil alih lahan bandara Sekongkang. Bahkan orang nomor satu di KSB ini menyebut, minat perusahaan yang mengelola blok tambang Batu Hijau itu sudah lama diutarakan kepada pemerintah KSB. “Memang sudah mengajukan minat (membeli). Sudah lama itu akhir tahun 2022 mereka (AMNT) sampaikan ke kita,” ungkap bupati.
Bupati menyebut pemerintah belum menentukan sikap atas tawaran PT AMNT itu. Menurutnya, perlu dilakukan kajian secara komperhensif untuk melihat untung rugi yang diperoleh pemerintah KSB jika akhirnya bandara tersebut dilepas ke perusahaan. “Dan keputusan untuk melepaskan harus atas persetujuan dewan juga. Dan itu (tawaran AMNT itu belum kami sampaikan ke DPR juga ya,” ujarnya.
Bupati sendiri memperkirakan minat PT AMNT mau membeli bandara Sekongkang itu bukan untuk kebutuhan proyek pertambangan. Namun perusahaan akan menggunakannya untuk pengembangan kawasan pariwisata. Analisa bupati itu sendiri dikuatkan karena PT AMNT sebelumnya sudah mengakuisisi beberapa fasilitas wisata di sekitar bandara.
“(Hotel) Yoyo sekarang kan sudah mereka beli. Nah posisinya kan dekat dari bandara,” ungkap bupati seraya kembali menegaskan bahwa pemerintah tetap akan mempertimbangkan untung rugi atas tawaran PT AMNT itu. (bul)