Pembayaran KDN TPAR Kebon Kongok Tunggu APBD Perubahan

Mataram (Suara NTB) – Warga desa lingkar Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sudah mulai mempertanyakan kejelasan dana Kompensasi Dampak Negatif (KDN) dari keberadaan TPA ini. Warga berharap KDN bisa segera direalisasikan.

Terkait dengan hal itu, Kepala UPTD TPAR Kebon Kongok Radyus Ramli mengatakan, saat ini KDN tersebut masih dalam proses SK penetapan dari Gubernur NTB. Ia mengakui SK penetapan KDN terlambat, hal ini sebagai dampak dari keterlambatan perjanjian kerjasama (PKS).

Transfer KDN ke desa-desa penerima akan dilakukan setelah penetapan APBD Perubahan 2023. Sebab Pemkot Mataram dan Pemda Lobar masih memasukkan nilai KDN yang lama di dalam APBD murni mereka masing-masing. Sebab di tahun 2022 saat pembahasan APBD murni 2023, naskah perjanjian kerjasama KDN yang baru belum didesain.

“Nanti di perubahan (APBD Perubahan-red) karena kan Kota Mataram dan Lombok Barat masih memasukkan nilai yang lama di APBD murni mereka,” kata Radyus Ramli kepada Suara NTB, kemarin.

Ia menuturkan di tahun 2019 – 2020 hanya dua desa saja yang menerima KDN yaitu Desa Banyumulek dan Suka Makmur . Kemudian di tahun 2021 – 2022 bertambah satu desa yang menerima KDN ini yaitu Desa Taman Ayu. Dan mulai tahun ini, ada delapan desa lingkar TPA yang memperoleh KDN tersebut.

Delapan desa yang memperoleh KDN tersebut yaitu Desa Suka Makmur, Taman Ayu, Kuranji, Perampuan, Karang Bongkot, Lelede, Banyumulek dan Gapuk. Jumlah dana KDN yang diperoleh berbeda-beda sesuai dengan dampak yang ditimbulkan.

“Akhir tahun 2022 itu kami mengkaji lagi dampak negatif TPA ini. Ada 14 desa yang kami kaji, sehingga muncullah delapan desa yang perlu untuk mendapatkan KDN, sehingga jumlahnya bertambah dan nominalnya juga bertambah,” katanya.

Dari delapan desa yang terdampak TPA tersebut, Desa Suka Makmur dan Taman Ayu yang paling terdampak lantaran secara geografis, dua desa ini paling dekat dengan TPA. Sehingga anggaran KDN yang diperoleh paling besar.

Desa Suka Makmur mendapat KDN sebesar Rp181,5 juta untuk tahun ini dan Taman Ayu Rp127 juta. Mereka masuk dalam ring 1 dan ring 2. Sementara ring 3 di Desa Banyumulek sebesar Rp119 juta. Desa Banyumulek meski cukup jauh dari TPA , namun hampir semua kendaraan pengangkut sampah melewati desa ini. “Kemudian barulah masuk ring 4 seperti Desa Kuranji, Parempuan, dan Karang Bongkot dengan jumlah KDN Rp65 juta,” katanya.(ris)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Dukung Upaya Pemerintah Bebas Emisi Karbon, BRI Kembali Tanam Bibit Mangrove...

0
Jakarta (suarantb.com)– Melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), BRI secara konsisten terus mendukung dan merealisasikan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG). Komitmen ini diwujudkan...

Latest Posts

Dukung Upaya Pemerintah Bebas Emisi Karbon, BRI Kembali Tanam Bibit Mangrove di Pulau Tidung, Total 10.500 Bibit di 2023

Jakarta (suarantb.com)– Melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), BRI...

Beras Mendominasi Transaksi Pasar Lelang Komoditas Agro Ke-3 di NTB

Mataram (Suara NTB) - Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri...

Kekeringan Ekstrem Berkepanjangan Landa Sejumlah Daerah di NTB

Mataram (Suara NTB) – BMKG merilis data monitoring yang...

Normalisasi PJU By Pass BIL-Mandalika Tuntas Sebelum MotoGP

Praya (Suara NTB) - Kondisi lampu Penerang Jalan Umum...

Lahan Produktif di KLU Mulai Beralih Fungsi

Tanjung (Suara NTB)-Lahan produktif (sawah basah) di Kabupaten Lombok...

ARTKEL ACAK

Lantik 42 Pejabat Baru, Bupati Bima Harap Bisa Bedakan Tugas Kantor dan Rumah Tangga

0
Bima (Suara NTB) - Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE.M.IP melantik dan mengambil sumpah jabatan 42 pejabat baru lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima,...

Perempuan Lansia Ditemukan Membusuk di Rumahnya

0
Tanjung (Suara NTB) - Seorang perempuan lansia usia 60 tahun, Sukarsih, asal Dusun Getak Gali, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara (KLU)  ditemukan...

Guru Penggerak Didorong Kembangkan Kompetensi Lewat Komunitas Praktisi

0
Mataram (Suara NTB) - Rangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program yang dilaksanakan selama 6 bulan masa pendidikan. Setelah lokakarya perdana atau lokakarya...

Kolom