PEMERINTAH daerah bersama pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika berusaha memberikan kenyamanan pada para penonton MotoGP yang akan datang menonton pada bulan Oktober mendatang. Salah satu upaya memberikan rasa aman itu adalah aman bepergian ke manapun di KEK Mandalika dan sekitarnya dari gigitan anjing liar atau kawanan anjing.
Terkait hal itu menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Mohammad Riadi, pihaknya berusaha melakukan pengendalian anjing liar yang sekarang ini banyak berkeliaran di KEK Mandalika. ‘’Dalam menghadapi MotoGP kami akan bekerjasama dengan pecinta binatang dan pihak ITDC juga sudah melakukan pengendalian anjing liar dengan memasukkan ke shelter yang sudah disiapkan,’’ ujarnya di Kantor Gubernur NTB, kemarin.
Mantan Kepala Biro Administrasi Kerja Sama Setda NTB ini menyebut upaya pengendalian anjing liar tergantung dari pakannya. Menurutnya pakan anjing liar adalah sampah yang banyak dibuang atau ditumpuk di satu lokasi. ‘’Makanya pengendalian anjing itu, tergantung dari pakannya. Dengan sendirinya kalau ada tidak ada pakannya (sampah), akan ke tempat lain mencari makanan,’’ tambahnya.
Dijelaskannya, karakteristik anjing adalah hewan soliter. Di mana ada pakan tersedia (sampah, red) walau anjing tidak ada akan terisi anjing dari tempat lain. Menurutnya, karakter anjing seperti tikus. ‘’Sebagai contoh di rumah kita bebas tikus hanya 3 bulan. Besok akan ada tikus baru lagi. Jadi karakter anjing sama seperti tikus,’’ terangnya.
Untuk itu, pihaknya mengingatkan pada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya di KEK Mandalika dan desa penyangga lainnya. Apalagi dengan semakin banyaknya sampah akan mengundang banyak anjing datang ke tempat itu.
‘’Di KEK Mandalika, kalau masyarakat tidak disiplin dan banyak sampah, maka akan banyak anjing di situ. Anjing itu datang dari daerah lain untuk mengisi. Jadi selama pakannya tersedia, anjing itu akan hadir di situ,’’ tambahnya.
Meski demikian, Mohammad Riadi mengaku, kasus rabies di Pulau Lombok masih belum ada. Beda halnya dengan di Pulau Sumbawa yang masih ada kasus rabies. Diakuinya, kasus gigitan anjing yang terjadi dari Januari hingga Agustus 2023 sebanyak 483 kasus gigitan. Dari jumlah itu, 1 orang meninggal akibat gigitan anjing liar ini di Kabupaten Bima.
Terhadap banyaknya kasus gigitan anjing liar di Pulau Sumbawa, pihaknya menyarankan pemilik anjing melakukan kebiri terhadap anjing peliharaannya. Hal ini bertujuan menekan banyaknya kasus populasi anjing liar dan meminimalisir kasus gigitan anjing liar pada manusia. (ham)