Mataram (Suara NTB) – Malaysia menjadi market atau pasar yang potensial untuk mempromosikan pariwisata Lombok dan Sumbawa. Terlebih telah dibukanya direct flight Lombok – Kuala Lumpur. Wakil Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Agus Ariana yang baru saja mengikuti kegiatan Matta Fair 2023 di Kuala Lumpur menyampaikan tingginya antusiasme masyarakat Malaysia pada destinasi-destinasi di luar negerinya.
Matta Fair Malaysia merupakan ajang promosi dan branding produk internasional terbesar di Malaysia. Event ini biasanya dilaksanakan dua kali setahun. Dan diikuti oleh pelaku wisata dari berbagai negara. Pada event Matta Fair tahun 2023 ini, sejumlah pelaku usaha sektor pariwisata dari NTB juga ikut berpartisipasi. Bersama Pemprov NTB.
“Matta fair itu pameran tourisme Malaysia terbesar. Apalagi melihat potensinya dengan penduduk Malaysia sebanyak 34 juta jiwa. Sudah ada direct flight (ke Lombok), dan orang-orangnya sepertinya haus dengan liburan. Selama kegiatan berlangsung, animo masyarakatnya bisa dilihat, mungkin ratusan ribu orang berkunjung cari-cari informasi tentang destinasi wisaya,” ujar Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Provinsi NTB ini, Senin, 4 September 2023.
Ditambahkannya, pada pameran tourism di Malaysia itu ternyata masih minim sekali pengetahuan warga di sana tentang Lombok. Warga Malaysia katanya mengetahui Lombok sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Tetapi belum diketahui, apa yang spesial dari pulau seribu masjid ini. Termasuk dari destinasi wisata yang ada.
“Belum banyak yang tahu, sehingga orang ingin tahu apa yang spesialnya. Kebetulan juga ada rombongan dari bu wagub dan bu gubernur perform juga di sana (Matta Fair). Jadi tambah banyak orang-orang lokal Malaysia melirik dan antusias banget mau ke Lombok,” terangnya.
Dengan adanya Matta Fair Malaysia yang diikuti oleh 10 hotel dan beberapa travel agent di NTB menyambut baik. Karena para pelaku pariwisata NTB dapat memasarkan destinasi-destinasi wisata yang ada. Seperti Gunung Rinjani, Tiga Gili hingga Mandalika. “Itu yang kita fokuskan. Laku terjual, mereka sudah ada booking di travel agent sama hotel-hotel. Ya memang sih kita sadari tidak langsung impactnya, tapi bisa dirasakan untuk ke depannya,” ucapnya.
Namun, diharapkan jika ada pameran seperti itu kembali diadakan para pelaku usaha pariwisata NTB bisa mendapatkan tempat prioritas yang strategis. Sehingga lebih memudahkan untuk menjual paket-paket wisata dan mempromosikan NTB kepada wisatawan. “Kedepan kalau ada kegiatan Matta Fair, kita berharap dapat lokasi yang strategis lah untuk mempromosikan destinasi wisata NTB. Menurut saya market yang potensial, dari sisi makanan kita sama Malaysia mirip-mirip,” demikian Agus Ariana.
Yang perlu dilakukan oleh para pelaku usaha pariwisata harus banyak memberikan informasi terkait destinasi di NTB. Sehingga lebih banyak wisatawan akan datang, tidak hanya wisatawan Malaysia, tetapi dari negara lain juga. (bul)