Praya (Suara NTB) – Keberhasilan mengembangkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) membuat Desa Semparu Kecamatan Kopang, ditunjuk sebagai wakil Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) pada ajang Lomba Desa tingkat Provinsi NTB tahun 2023 ini. Tidak hanya, itu Desa Semparu juga memiliki sejumlah inovasi yang sudah mendapat pengakuan secara nasional. Sehingga dinilai layak mewakili Loteng pada ajang tahunan tersebut pada tahun ini.
“Dengan pencapaian serta inovasi yang telah ditelurkan, kita berharap Desa Semparu nantinya bisa mewakili NTB diajang lomba desa tingkat nasional,” terang Bupati Loteng, H.L. Pathul Bahri, S.IP., saat menerima tim penilai lomba desa tingkat provinsi di Desa Semparu yang dipimpin Kepala DPMD Dukcapil Provinsi NTB Ahmad Nur Aulia, selaku Ketua Tim Penilai, Rabu, 21 Juni 2023.
Selama ini, Loteng hampir selalu mengirim wakilnya di ajang lomba desa tingkat provinsi. Namun tidak pernah bisa meloloskan wakilnya hingga tingkat nasional. Harapannya, pada tahun ini wakil Loteng bisa menjadi wakil NTB di tingkat nasional.
Lebih lanjut, Pathul mengatakan, lomba desa bukan semata-mata hanya sekedar ikut saja. Tetapi lebih dari ini, keberadaan lomba desa bisa menjadi momentum bagi pemerintah desa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat membangunan desa. Sekaligus wahana melakukan perbaikan dan perubahaan di desa di semua aspek.
Desa Semparu memiliki beberapa program yang cukup menonjol. Dua di antaranya inovasi pengolahan sampah dengan sistem 3R serta pengembangan perpustakaan desa. Di mana dalam program TPS 3R, pemerintah desa secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah dengan tepat. Dengan mengharuskan warga untuk membawa sampah dari rumah masing-masing saat hendak mengurus administrasi di desa.
Sampah yang dibawa tersebut kemudian diolah di TPS yang ada. Untuk dijadikan bahan-bahan yang bernilai ekonomi. Seperti pupuk kompos hingga hiasan menarik bernilai ekonomis lainnya, sehingga volume sampah di lingkungan dan rumah warga bisa jauh berkurang. Dan, pada akhirnya bisa mengurangi jumlah sampah di desa.
“Jadi ketika akan mengurus keperluan administrasi di desa, warga kita harusnya untuk membawa sampah dari rumah. Utamanya sampah non organik. Baru bisa memperoleh pelayanan dari pemerintah desa. Ini cara kita mengedukasi warga,” sebut Kepala Desa Semparu, Lalu Ratmaji Hijrat.
Adapun terkait perpustakaan desa, selain memberikan layanan di tempat ada juga layanan perpustakaan keliling. Perpustakaan Desa Sembaru juga sudah dua kali memenangi lomba perpustakaan desa tingkat nasional yakni tahun 2021 dan 2022 lalu. “Awalnya koleksi buku yang ada di perpustakaan desa ini merupakan buku saya sendiri. Saat ini, jumlah koleksi bukunya terus bertambah,”tutup Ratmaji. (kir)