Inflasi Kota Mataram di Bawah Rata-rata Nasional

Mataram (Suara NTB) – Kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Mataram patut diapresiasi. Pasalnya, inflasi di ibukota Provinsi NTB di bawah rata-rata nasional. Kolaborasi dan kerjasama dengan lintas sektor menekan laju inflasi dinilai berhasil.

Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Mataram Bambang J.W menjelaskan, inflasi di Kota Mataram mencatatkan sejarah sepanjang beberapa tahun terakhir. Kondisi inflasi year on  year di bulan Mei tahun 2023 sebesar 3,94 persen, sedangkan inflasi nasional 4 persen. Artinya, inflasi di ibukota Provinsi NTB ini di bawah rata-rata nasional. “Jadi ini buah dari kerja bersama,” kata Bambang dikonfirmasi usai high level meeting bersama instansi vertikal di Pendopo Wakil Walikota Mataram, Rabu, 21 Juni 2023.

Pengendalian inflasi ini berkat kerjasama dan kolaborasi dengan Bank Indonesia, Badan Urusan Logistik, Dinas Pertanian Kota Mataram, Dinas Ketahanan Pangan, dan lain sebagainya. Selain itu, keberhasilan ini membuktikan TPID bekerja dengan maksimal dengan menggelar pangan murah, pasar rakyat, operasi pasar, dan pengendalian harga.

Mantan Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini mengatakan, laporan dari Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia di bulan Juni bahwa terjadi tren penurunan harga kebutuhan pokok, padahal kekhawatiran menjelang lebaran Idul Adha akan terjadi lonjakan bahan pokok. “Justru harga daging stabil dan kenaikannya melambat,” ujarnya.

TPID mengecek ketersediaan stok daging ayam dan telur ras di distributor yakni, PT. Baling-Baling Bambu di Kelurahan Bertais dan UD. Shinta di Kelurahan Dasan Cermen. Pengecekan ini karena adanya kecendrungan kenaikan harga tetapi masih di bawah harga pada bulan Mei. Faktanya, ayam ras mengalami over supply bahkan distributor mengirim ke Bali untuk memenuhi kebutuhan perhotelan. “Ini ada tanda tanya kenaikan harga sifatnya seperti apa, sementara di distributor terjadi over supply,” terangnya.

Ia menyebutkan, harga daging ayam Rp38 ribu per kilogram dan telur ayam ras Rp34 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai justru mengalami penurunan signifikan mencapai Rp28 ribu per kilogram. TPID meminta distributor menyediakan stok daging ayam dan telur untuk memenuhi kebutuhan di daerah, karena Mataram akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MXGP dan secara otomatis kunjungan wisatawan akan meningkat. (cem)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Latest Posts

ASEAN PR Nobatkan BRI Sebagai ‘Best Government Public Relations in Indonesia’, Buah Kehumasan Yang Efektif

Jakarta (suarantb.com)– Komunikasi yang efektif menjadi salah satu tolok...

Bukan Hanya untuk Beribadah, Ini Manfaat Sarung Gajah Duduk Dalam Keseharian

Mataram (Suara NTB) - Sarung adalah kain lebar yang...

Dipimpin Kaesang Pangarep, PSI NTB Optimis Target Pemenangan Pileg 2024 Tercapai

Mataram (Suara NTB) – DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI)...

Swiss-Belhotel International Memikat Pasar Indonesia Timur dengan Rebranding Swiss-Belcourt Lombok

Praya (Suara NTB) – Swiss-Belhotel International dengan bangga memperkenalkan...

ARTKEL ACAK

Beras Mendominasi Transaksi Pasar Lelang Komoditas Agro Ke-3 di NTB

0
Mataram (Suara NTB) - Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri (PPDN) Dinas Perdagangan Provinsi NTB kembali menyelenggarakan kegiatan pasar lelang komoditas agro untuk ketiga kalinya...

Lima Tahun Desain Industrialisasi-Hilirisasi NTB

0
Oleh: Nuryanti, S.E., M.E (Kepala Dinas Perindustrian NTB) Jika ingin melihat daerah maju, maka tak cukup hanya mengandalkan pola pikir agraris yang telah berjalan ribuan tahun...

62 Negara Bentuk Standar Peta Navigasi Elektronik di NTB

0
Giri Menang (Suara NTB) - 62 Negara yang tergabung dalam Electronik Navigational Chart Working Group (ENCWG) membentuk dan menetapkan standar peta navigasi laut menggunakan...

Kolom