Taliwang (Suara NTB) – Presiden H. Joko Widodo (Jokowi) mengadakan kunjungan kerja ke NTB, Selasa, 20 Juni 2023. Dalam kunjungannya itu Presiden khusus datang meninjau proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) di Dusun Otak Kris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Presiden datang bersama Ibu Iriana, didampingi sejumlah menterinya. Diantaranya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Tohir dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Selain itu turut juga mendampingi Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah dan Bupati KSB, H. W. Musyafirin. ‘’Hari ini saya dengan para menteri terkait meninjau pembangunan smelter PT AMMAN di Sumbawa Barat di NTB ini,” kata Presiden kepada awak media saat berada di lokasi pembangunan smelter PT AMMAN.
Kedatangannya hari ini, kata Presiden untuk memastikan progres pembangunan smelter PT AMMAN sudah sesuai dengan rencana dan diharapkan dapat selesai pertengahan tahun depan. Sebab sesuai perhitungan terakhir, ia menyebutkan, perkembangannya telah mencapai di atas 51 persen. “Sampai saat ini perhitungan terakhir dari tim investasi dan Kementerian ESDM sudah selesai di atas 51 persen,” sebutnya.
Melihat kondisi di lapangan secara langsung, Presiden mengaku progresnya terhitung pesat. Karenanya ia memperkirakan, jika seluruh persiapan pengerjaan pondasi sesuai jadwal maka target penyelesaian di pertengahan tahun 2024 itu dapat dicapai. “Persiapan konstruksi dan persiapan pondasi sesuai schedule (jadwal) insyaallah pertengahan tahun depan ya (dapat selesai) bisa sesuai harapan,” katanya.
Pemerintah kata Presiden sangat mendorong agar penyelesaian pembangunan pabrik pemurnian berbagai material tambang mineral oleh seluruh perusahaan tambang dapat selesai pada tahun depan. Dengan begitu, produk-produk tambang di Indonesia dapat memberikan nilai tambah baik itu kepada negara dan masyarakat sebesar-besarnya.
“Harapan kita dengan selesainya smelter-smelter yang sedang dikerjakan. Seperti smelter nikel, tembaga, bauksit, timah yang semuanya dalam proses pembangunan nantinya akan memberikan nilai tambah sebesar-besarnya ke dalam negeri, baik terhadap nilai ekspornya maupun membuka jumlah lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” papar Jokowi.
Presiden melanjutkan sangat menghargai upaya yang telah dilakukan oleh PT AMMAN dalam percepatan pembangunan smelternya. Dengan kapasitas produksi smelter PT AMMAN yang mencapai 900 ribu ton konsentrat per tahun diolah menjadi bentuk katoda tembaga, ia pun berharap perusahaan ke depan dapat mengupayakan agar produksi material turunannya juga dapat dilaksanakan di wilayah KSB.
“Tadi saya sampaikan juga ke Pak Rachmat (Presdir PT AMMAN), agar juga (produk) turunan setelah katoda tembaga itu diindustrialisasi (dibuat pabriknya) di sini. Sehingga turunan-turunannya itu memberi nilai tambah dan membuka lapangan kerja lagi sebanyak-banyaknya.’’
Lebih jauh Presiden menuturkan, usaha hilirisasi mineral untuk menciptakan nilai tambah pada kekayaan alam tidak hanya sampai pada mewajibkan perusahaan tambang membangun smelter. Namun dalam proyeksi jangka panjang, setelah seluruh smelter dibangun berikut dengan industri turunannya. Pemerintah berikutnya akan mendorong terciptanya industri barang jadi dengan memanfaatkan seluruh produk-produk hasil tambang mineral yang ada.
Namun usaha itu memiliki tantangannya tersendiri. Di mana ungkap Presiden, tantangan itu adalah mengintegrasikan seluruh hasil olahan smelter tambang mineral dan turunannya itu ke dalam sebuah ekosistem industri skala besar.
‘’Barang (jadinya) seperti apa? Seperti yang sering saya sampaikan lithium baterai (produk katoda tembaga) misalnya barang jadinya mobil listrik. Dan kalau itu jadi sebuah ekosistem besar salah satunya itu yang akan melompatkan kita (Indonesia) dari negara berkembang menjadi negara maju di masa mendatang. Dan untuk mengintegrasikan semuanya itu tugasnya negara,” imbuh Presiden.
Menanggapi harapan Presiden, Presiden Direktur PT AMMAN, Rachmat Makkasau menjelaskan, bahwa smelter yang dibangun dengan kapasitas 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun itu akan diupayakan tuntas sesuai target baru dari pemerintah. Yakni pada bulan Mei 2024 mendatang.
“Kami telah memberikan paparan kepada Bapak Presiden, bahwa saat ini AMMAN sedang mengejar target penyelesaian konstruksi smelter sesuai batasan peraturan perundangan yaitu akhir Mei 2024. Namun, kami turut menjelaskan bahwa pada saat pandemi, AMMAN menghadapi berbagai kendala eksternal, terutama terhambatnya laju fabrikasi instrumen smelter di luar negeri. Kami berharap dukungan penuh dari Pak Presiden, agar konstruksi smelter dapat sesuai dengan jadwal, melalui adanya kolaborasi sinergis dengan seluruh lembaga atau instansi pemerintahan yang terkait,” jelasnya
Rachmat selanjutnya menjelaskan, bahwa capaian pembangunan smelter terkini sudah 51,63 persen. Hal ini merupakan bukti komitmen AMMAN dalam mendukung agenda hilirisasi industri pertambangan pemerintah yang termaktub dalam Undang-Undang (UU) Minerba.
Dari sisi konstruksi, pemasangan tiang pancang untuk bangunan utama smelter AMMAN telah rampung sepenuhnya. Berbagai peralatan berat dan struktur dasar bangunan juga telah rampung difabrikasi pada akhir Februari 2023, dan mulai dilakukan instalasi dua bulan setelahnya. “Pengadaan barang juga telah mencapai 60 persen. Serapan biaya secara teoritis untuk proyek telah menembus angka lebih dari 507,53 juta dolar Amerika, dari total investasi USD 982,99 juta. Perhitungan tersebut sesuai dengan realisasi serapan anggaran untuk konstruksi smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional,” kata Rachmat.
Sementara itu, Bupati KSB, H. W. Musyafirin menyambut positif kunjungan Presiden Jokowi yang secara khusus datang meninjau progres pembangunan smelter milik PT AMMAN. Kehadiran Presiden, katanya sebagai bentuk keseriusan pemerintah pusat menyukseskan agenda hilirisasi mineral tambang yang salah satunya ada di KSB. “Progres 51,63 persen yang dilaporkan perusahaan sudah ditinjau langsung Pak Presiden. Ini meyakinkan saya kalau pembangunan smelter itu akan lebih cepat dibanding smelter di Gresik,” ujarnya.
Bupati menambahkan, kehadiran Presiden beserta jajaran menteri terkait pada kunjungannya kali ini semakin menguatkan harapan masyarakat NTB khususnya KSB tentang keberlanjutan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pertambangan yang akan dicanangkan di Kecamatan Maluk. Menurut dia, dirinya telah berkoordinasi dengan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengenai hal tersebut.
‘’Tadi saat mendampingi Presiden, Pak Luhut sudah menjanjikan ke kita akan segera membuat aturan turunan untuk itu. Sekarang kita akan coba menyusun semua hal yang dibutuhkan,’’ paparnya.
Terakhir Bupati, mengucapkan terima kasih atas kedatangan Presiden Jokowi untuk yang kesekian kalinya ke KSB. Bagi Bupati, Jokowi menjadi Presiden yang paling banyak menjejakkan kakinya ke KSB dan itu akan menjadi sebuah catatan sejarah bagi daerah bermotto Pariri Lema Bariri ini. “Sebelum (Presiden) pulang saya sampaikan ke beliau, bapak sekali lagi ke KSB karena masih ada Bendungan Tiu Suntuk yang harus diresmikan. Dan beliau diamini,’’ ujar Bupati.(bug/*)