Mataram (Suara NTB) – Pelatihan Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Kabupaten Sumbawa diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi NTB untuk mendukung salah satu program Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu internasionalisasi bahasa Indonesia.
Kepala Kantor Bahasa NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum., yang juga salah satu narasumber kegiatan menyampaikan kegiatan ini untuk membuat gairah internasionalisasi bahasa Indonesia oleh masyarakat Provinsi NTB makin tinggi.
“Masyarakat NTB punya andil yang besar dalam mengenalkan bahasa Indonesia di kancah internasional. Potensi wisata di NTB setara dengan Bali dan Labuan Bajo. Oleh karena itu, pengajaran BIPA dapat menjadi jembatan dalam pengembangan potensi ini, baik pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing maupun pada masyarakat penutur jati,” tuturnya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari sejak tanggal 19–20 Juni 2023. Sebanyak 50 pengajar BIPA dari penjuru daerah di NTB berpartisipasi sebagai peserta. Di antara para peserta adalah pengajar BIPA dari Universitas Teknologi Sumbawa, Pusat Bahasa Universitas Pendidikan Mandalika, STKIP Paracendekia NW Sumbawa, STKIP Yapis Dompu, hingga pengajar di sekolah negeri maupun swasta, seperti guru SMPN 2 Sumbawa dan SMPN 1 Lopok.
Tidak hanya peserta dengan latar belakang yang beragam, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh narasumber yang dianggap sebagai pakar dalam pembelajaran BIPA dari berbagai instansi. Dr. Puji Retno Hardiningtyas berkesempatan membuka materi pada hari pertama dengan topik “Kompetensi Berbahasa Indonesia”. Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. selaku ketua Umum APPBIPA memberi materi terkait Metodologi Pengajaran BIPA. Sementara itu, Ni Putu Ari Pirgayanti sebagai anggota Mataram Lingua Franca Institute memberi materi terkait Pembelajaran Terpadu BIPA dan Praktik Baik Pembelajaran BIPA.
Pelatihan di hari pertama berlangsung meriah dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh peserta kegiatan. Dalam materinya, Dr. Liliana Muliastuti menyampaikan betapa pentingnya berbenah diri bagi pengajar BIPA untuk menyiapkan penutur bahasa Indonesia dari berbagai latar belakang budaya.
“Tidak hanya mengajarkan, seorang pengajar BIPA juga harus mampu menerima. Ingat bahwa pengajar bukan satu-satunya sumber informasi. Pengajar dapat menjadi penerima informasi dan harus menjadi pendengar yang baik. Termasuk dalam pelatihan kali ini, dapatkanlah informasi secara maksimal,” pesan Liliana.
Sesi selanjutnya, Ni Putu Ari Pirgayanti memberi materi Praktik Baik Pengajaran BIPA. Sesuai dengan topik materi yang telah ditentukan, perempuan pengajar yang akrab disapa Shanty ini mengajak peserta untuk praktik mengajar secara langsung dengan teknik-teknik simulasi dan berbagai alat peraga. Cara-cara ini ia anggap mampu menciptakan suasana yang lebih menyenangkan di dalam kelas.
“Sering-seringlah memosisikan diri sebagai pemelajar BIPA. Tentu kita sebagai pemelajar akan lebih senang bila pembelajaran disajikan dalam bentuk-bentuk yang menyenangkan,” tutur Shanty.
Hari kedua, tanggal 20 Juni 2023, Shanty akan kembali mengisi kegiatan dengan praktik baik pengajaran BIPA dan dilanjutkan oleh materi dari Imansyah, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Muchammadun, M.Ps., M.App.Ling. (ron)