Giri Menang (Suara NTB) – Ketua Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusdeK) UIN Mataram sekaligus pengamat politik, Prof. Kadri menyebut posisi Nauvar Furqony (Farin) sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB dapat menjadi tambahan amunisi baginya dalam memenangkan pertarungan di Pilkada Lombok Barat (Lobar) tahun 2024. Sebagaimana diketahui bahwa setelah kalah dalam Pilkada Lobar tahun 2018, Farin berhasil menjadi anggota legislatif NTB Dapil Lobar- KLU melalui Partai Gerindra.
Karier Farin di DPRD Provinsi NTB terus berkibar setelah dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB awal tahun 2023. Menurut Kadri, keterpilihan Farin sebagai anggota DPRD NTB dan keikutsertaannya dalam Pilkada Lobar tahun 2018 merupakan modal dasar baginya untuk mendapatkan suara dalam Pilkada mendatang.
“Nama Farin tidak asing bagi warga Lombok Barat. keikutsertaannya dalam Pilkada tahun 2018 dengan perolehan suara 32,95% dan dalam Pemilu legislatif 2019 yang berhasil mengantarnya ke gedung DPRD NTB adalah fakta politik yang mengindikasikan tingginya popularitas dan elektabilitasnya di Lombok Barat,”ungkap Prof. Kadri kepada wartawan, Rabu, 21 Juni 2023.
Modal ini lanjut Kadri akan diperkuat lagi dengan peran dan tugasnya sebagai Wakil Ketua DPRD. Dengan fungsi legislasinya, Farin bisa memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk berkonsolidasi bagi kemenangannya dalam Pilkada 2024 mendatang. Ketika ditanya faktor lain yang berkontrubusi bagi kesuksesan Farin dalam Pilkada mendatang, Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Mataram ini menyebut setidaknya ada dua faktor yakni, faktor Dr. H. Zaini Arony sebagai bapak sekaligus guru politiknya dan ketepatan dalam memilih calon wakilnya.
Efek Zaini Arony diakui Prof. Kadri masih kuat dalam pilkada Lombok Barat karena jasa dan pengabdiannya selama menjadi Bupati masih dikenang oleh masyarakat. Terlebih ia memiliki basis massa militan. Terkait dengan calon Wakil Bupati, Prof Kadri menekankan pentingnya pertimbangan geopolitik dan elektabilitas figur calon Wakil Bupati Farin. “Farin berasal dari wilayah Selatan Lombok Barat, maka harus mencari calon wakil yang berasal dari wilayah utara seperti Kecamatan Gunungsari dan Batulayar atau wilayah tengah seperti Kecamatan Narmada dan Lingsar yang memiliki elektabilitas tinggi yang dibuktikan dengan keterpilihannya dalam kontestasi politik,” katanya.
Dilihat dari regulasi yang ada, Pilkada Lobar 2024 tanpa petahana atau incumbent karena saat Pilkada berlangsung nanti tidak ada Bupati dan Wakil Bupati, sebab saat itu Lombok Barat dipimpin oleh Penjabat Bupati. Situasi Pilkada tanpa incumbent menurutnya akan mempermudah jalan bagi Farin dalam memenangkan Pilkada.
“Akan tetapi Farin harus mampu berkontribusi terlebih dahulu dalam memenangkan Partai Gerindra di Lombok Barat pada Pemilu legislatif Februari 2024 mendatang agar keinginannya untuk menjadi Lobar 1 bisa mulus,” pungkasnya. (her)