Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram perlu mencari cara untuk mengurangi angka kemiskinan. Sejumlah 22 ribu kepala keluarga (KK) masuk kategori kemiskinan ekstrem. Penanganan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD).
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram Muhammad Ramayoga menjelaskan, penduduk miskin di Kota Mataram di tahun 2021 mencapai 9,6 persen kemudian mengalami penurunan di tahun 2022 menjadi 8,6 persen.
Penurunan angka kemiskinan diakui lamban karena daerah dengan posisi di bawah dua digit penduduk miskin relatif sulit. Saat ini, Kota Mataram memiliki data 22 ribu kepala keluarga masuk kategori kemiskinan ekstrem. “Inilah akan kita coba intervensi penurunan angka kemiskinan mencapai 8,6 persen,” kata Yoga.
Kemiskinan ekstrem akan diintervensi secara terpadu dan salah satu caranya adalah dengan menyusun rencana aksi sesuai lima tematik reformasi birokrasi menjadi arahan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Lima program itu adalah, kemiskinan, stunting, investasi, inflasi, dan penggunaan produk dalam negeri.
Yoga menegaskan, penurunan angka kemiskinan menjadi rencana prioritas akan ditangani bersama empat komponen lainnya. “Rakor bersama provinsi kebetulan ada konsultan dari Bappenas akan membantu supaya intervensi penurunan angka kemiskinan ini semakin cepat,” terangnya.
Dari sisi kebijakan anggaran lanjutnya, Pemerintah Kota Mataram terus berupaya menurunkan anga kemiskinan di perkotaan. Program penanganan berada di Dinas Sosial dari sisi bantuan sosial, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman dari aspek penanganan rumah kumuh, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dari aspek sanitasi, Badan Zakat Nasional Kota Mataram juga mengintervensi dari aspek rumah kumuh dan satu sarjana untuk keluarga miskin. “Dengan adanya satu sarjana satu keluarga miskin diyakini bisa memberikan dampak positif untuk menekan kemiskinan ekstrem,” terangnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Mataram penduduk miskin di Kota Mataram tiga tahun terakhir yakni, tahun 2019 mencapai 43.190 jiwa, mengalami penurunan di tahun 2020 mencapai 41.800 jiwa. Kemudian mengalami peningkatan signifikan di tahun 2021 mencapai 44.450 jiwa atau 8,65 persen. (cem)