Praya (Suara NTB) – Total biaya pembangunan dan pengembangan kawasan The Mandalika, Lombok Tengah (Loteng) hingga saat ini sudah menyentuh angka Rp4,1 triliun lebih. Dengan Rp 3,4 triliun diantaranya berupa pinjaman lunak dari sejumlah lembaga pembiayaan. Seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara) serta Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang diperoleh sejak tahun 2015 hingga 2020 lalu.
Selain itu ada juga tambahan sekitar Rp 750 miliar berupa Penanaman Modal Negara (PMN) dari pemerintah pusat. Demikian diungkapkan Direktur Utama PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Ari Respati, dalam keteranganya, Sabtu, 17 Juni 2023.
Besarnya utang tersebut diakui pihak ITDC cukup berat. Terlebih dengan pandemi Covid-19 yang baru lalu, telah berdampak begitu besar terhadap sektor pariwisata. Lesunya kondisi pariwisata secara tidak langsung berdampak pula pada aktifitas bisnis yang dijalankan oleh ITDC, selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pariwisata.
Pun demikian, ITDC berkomitmen untuk tetap berusaha membayar cicilan utang kepada pihak kreditur sesuai perjanjian yang ada. “Pendanaan ITDC yang bersumber dari bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya,” terangnya.
Untuk tetap menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan, ITDC akan terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis. Diantarannya, melakukan optimalisasi aset dengan mitra investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni, khususnya yang ada di The Nusa Dua.
Selain itu, pihaknya ITDC juga berencana melakukan reprofiling – skema perbaikan profil utang dengan pihak pemberi pinjaman, atas fasilitas permbiayaan yang ada. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan ITDC dalam pemenuhan kewajiban kepada para kreditur. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan ITDC kedepannya.
“Reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada para kreditur yang dapat kita sesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan ITDC ke depan,”tambah Direktur Keuangan ITDC, Ahmad Fajar.
Ia menegaskan, seluruh pembiayaan yang diperoleh ITDC tersebut digunakan untuk mendukung pembangunan di kawasan The Mandalika. Di mana sejak proses pembangunan dimulai tahun 2015, sudah cukup banyak fasilitas serta sarana dan prasarana yang telah terbangun di lahan seluas kurang lebih 1.174 hektar di kawasan The Mandalika. Terutama infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, utility duct, water treatment plant, waste water treatment plant, jaringan listrik dan fasilitas pendukung lainnya.
Termasuk juga Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau yang saat ini dikenal dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit. Jadi semua dana yang diperoleh dari berbagai lembaga pembiayaan tersebut digunakan sepenuhnya untuk mendukung pembangunan berbagai infrastruktur dasar penunjang kawasa The Mandalika. (kir)