Praya (Suara NTB) – Sebanyak 15 peserta dari Pullman Lombok, Novotel Lombok, Poltekpar Lombok dan Wise Steps diberikan pelatihan selama tujuh hari untuk menjadi Pelatih Tempat Kerja di sektor perhotelan dan pariwisata di Lombok. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 9-15 Juni 2023 di Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Sustainable Tourism Education Development (STED) yang didanai oleh Swiss State Secretariat for Economic (SECO).
Kegiatan ini juga terselenggara berdasarkan nota kesepahaman bilateral antara Pemerintah Swiss, melalui SECO, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM). Pemangku kepentingan utama untuk membangun penyelenggaraan pelatihan ini dengan strategi jangka panjang adalah Edukadin, SwissCham – Kamar Dagang Indonesia Swiss, dan Poltekpar Lombok.
Kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan Pelatih Tempat Kerja di perusahaan sebagai layanan berkelanjutan untuk mendukung praktik kerja industri terstruktur dan pengembangan strategi SDM di industri perhotelan.
Para siswa dari SMK dan Politeknik akan menghabiskan waktu enam bulan dari keseluruhan waktu belajar mereka di hotel untuk mempelajari kompetensi yang dibutuhkan di industri. Dengan sistem ini, magang mereka tidak hanya terdiri dari tiga hal yaitu copy, coffee, copy+paste, namun, rencana pelatihan perusahaan yang diselaraskan dengan kurikulum sekolah digunakan sebagai acuan.
Namun, siapa yang mengawasi hal ini di hotel? Direktur Edukadin Agustina Devi mengatakan idealnya staf yang berpengalaman di bidangnya sekaligus memiliki kualifikasi untuk melatih orang lain akan menjadi pembimbing magang di industri.
Staf ini disebut Pelatih Tempat Kerja, sebuah fungsi yang mengacu pada sistem pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda dari Swiss dan Jerman. Pelatihan Pelatih Tempat Kerja ini diikuti oleh 15 orang profesional dari Pullman Lombok, Novotel Lombok, Poltekpar Lombok, serta dari lembaga nirlaba Wise Steps yang diadakan di Poltekpar Lombok.
Agustina mengatakan, bahwa selama lima hari para peserta diberikan metodologi pengajaran yang berbeda dengan in-company training, karena mereka akan ditugaskan untuk melatih dan mendidik para peserta magang di perusahaan atau hotel masing-masing.
“Jadi, proses magang harus terstruktur, terorganisir, terukur, dan terencana. Mereka kami latih untuk merancang rencana pelatihan vokasi berdasarkan kurikulum berbasis industri, dan kami ajarkan untuk merancang rencana implementasi pembelajaran di perusahaan,” kata Agustina Devi, Kamis, 15 Juni 2023.
Di akhir lima hari pelatihan, para peserta harus mengikuti ujian tertulis dan ujian praktek selama dua hari. Pengawasan langsung dan penyelenggaraan ujian dilakukan oleh EKONID, perwakilan Kamar Dagang dan Industri Jerman di Indonesia. Peserta yang lulus dalam kedua ujian tersebut akan mendapatkan Sertifikat Pelatih Tempat Kerja yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang dan Industri Jerman dan sertifikat ini diakui di seluruh negara yang mengadopsi sistem pendidikan sistem ganda dari Jerman.
Pada langkah berikutnya, semua pemangku kepentingan bersama-sama berencana untuk mengembangkan lebih lanjut Master Trainer dari Pelatih Tempat Kerja yang sudah ada. Hal ini akan memastikan keberlanjutan lokal dan kelanjutan praktik kerja industri terstruktur, sehingga meningkatkan daya saing sektor pariwisata dan perhotelan di khususnya di Lombok dan Indonesia.
Wise Steps Foundation Ayu Masita mengatakan, pihaknya selaku peserta dilatih selama lima hari untuk menjadi pelatih di tempat kerja. Salah satu tugasnya yaitu merancang Rencana Pembelajaran Vokasi untuk para peserta didik. Saat ini pihaknya sedang mengembangkan kelas Industri bersama Poltekpar Lombok dan Novotel Lombok.
Mahasiswa Poltekpar akan melakukan program magang di Novotel dengan durasi satu tahun.
“Jadi ini akan sangat membantu kita semua yang terlibat, terutama industri, Wise Steps juga karena kami yang merancang programnya untuk menyusun Rencana Pembelajaran Vokasi atau semacam kurikulum. Jadi manfaatnya seperti itu,” kata Ayu Masita.
Sementara itu EAM Novotel Lombok Alpino Indra Putra mengatakan, pembelajaran vokasi itu memiliki dual sistem. Artinya pembelajaran di ruang kelas hanya 30 persen, sementara 70 persen di industri. Sehingga peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk praktek dibanding dengan teori.
“Di Novotel ada 70 persen praktek di sana. Mereka tak dilepas, namun ada namanya PTK atau Pelatih Tempat Kerja yang memiliki sertifikat. Tadi tidak sembarangan orang masuk di sana tanpa ada controllingnya,” katanya.(ris)